"Lahan pertanian yang dikonversi menjadi tambak merupakan sebuah keniscayaan karena sawah-sawah yang terletak di wilayah pesisir kian terdampak salinitas," kata Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha dalam sebuah dialog virtual yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, petani juga realistis tidak bisa mempertahankan seterusnya lahan pertaniannya untuk ditanami padi.
Baca juga: BRIN sebut satu juta hektare lahan pertanian terdampak salinitas
Kawasan pesisir utara di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, saat ini menjadi salah satu wilayah paling terdampak oleh proses peningkatan kadar garam mudah larut di dalam tanah.
Di Kabupaten Pemalang, kadar salinitas bervariasi antara 2,7, bahkan ada yang menyentuh di atas 20 tingkat.
Sedangkan, alih fungsi lahan pertanian menjadi tambak banyak ditemukan di Kabupaten Kendal.
Baca juga: BRIN: Sorgum dan jagung jadi alternatif pangan hadapi perubahan iklim
"Suplai beras dari daerah lain, perhitungan makro untung-rugi budidaya tambak daripada padi, dan apakah konversi itu membahayakan ketahanan pangan secara nasional menjadi bahan riset," katanya.
Menurut dia, terdapat sekitar 1 juta hektare lahan pertanian di Indonesia terdampak salinitas yang berpotensi menurunkan hasil dan produktivitas tanaman pertanian secara nasional.
"Lahan salin adalah lahan yang mempunyai kandungan natrium di atas ambang batas kritis atau ambang batas toleransi tanaman," katanya.
Baca juga: Kenaikan suhu 4 derajat celcius kurangi produktivitas padi 50 persen
Sementara sosialisasi dan pengamatan pertanian padi varietas toleran salin Unsoed 79 di lahan sawah seluas 10 hektare di Kabupaten Pemalang.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023