Sedikitnya ada 26 pebalap yang sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan karena berbagai hal mulai dari kecelakaan hingga gagal finis. Medan yang berat juga menjadi salah satu alasan banyak pebalap tidak bisa melanjutkan kejuaraan ini.
Meski sudah berkurang jumlahnya, persaingan antar pebalap dipastikan jauh lebih seru. Apalagi disetiap etape juaranya selalu berbeda. Hal ini menunjukkan kemampuan pebalap baik lokal maupun asing hampir merata.
Setelah menyelesaikan etape tiga yang dinilai sebagai etape terberat, semua pebalap yang ada dihadapkan dengan etape baru dengan jarak tempuh 189,5 km. Lintasan ini didominasi dengan jalan datar yang berkelok-kelok.
Pebalap yang mempunyai spesialisasi sprint dipastikan akan dominan di etape ini. Sebut saja pebalap dari Trengganu Cycling Team, Tabriz Petrochemical Cycling Team maupun pebalap dari 7 Eleven Filipina. Begitu juga pebalap dari Indonesia.
Di etape ini bahkan terdapat dua titik sprint yaitu di km 104 tepatnya di Pulau Punjung dan di km 147 tepatnya di Koto Batu. Sebelum beradu cepat di titik sprint semua pebalap dihadapkan dengan titik KOM di km 69 tepatnya di Tanjung Lolo.
"Etape ini berbeda dengan sebelumnya. Kami akan terus mencoba meski pebalap kami tinggal tiga yang bisa dimaksimalka," kata manajer BRCC Banyuwangi Team, Dadang Harries Purnomo sebelum start etape empat.
BRCC Banyuwangi Team sebelumnya diperkuat beberapa pebalap yang telah kenyang pengalaman seperti Herwin Jaya, Budi Santoso, Muhammad Taufiq, Kurniawan, Iman Suparman dan Warseno.
Khusus pebalap Indonesia, Aiman Cahyadi yang memperkuat Timnas Indonesia juga berpeluang besar mampertahankan posisinya sebagai pemegang Kaos Merah Putih sebagai tanda pebalap Indonesia tercepat.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013