Phnom Penh (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja mengatakan dalam sebuah pernyataan pers pada Kamis (19/10) bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI) China telah memberikan banyak manfaat bagi negara-negara berkembang.
Pernyataan tersebut disampaikan pada akhir kunjungan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet ke Beijing, China, dalam rangka menghadiri Forum Sabuk dan Jalur Sutra untuk Kerja Sama Internasional (Belt and Road Forum for International Cooperation/BRF) ketiga, yang digelar bersamaan dengan peringatan 10 tahun BRI.
"BRI telah memberikan banyak keuntungan bagi negara-negara berkembang, termasuk Kamboja, seperti pembangunan infrastruktur, investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), pertumbuhan ekonomi, integrasi regional dan global, serta pertukaran antarmasyarakat," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Disebutkan pula bahwa dalam forum itu, Hun Manet menegaskan dukungan penuh dan kesiapan Kamboja untuk bersama-sama mengimplementasikan delapan aksi utama yang diuraikan dalam forum tersebut.
Aksi-aksi tersebut adalah membangun jaringan konektivitas Sabuk dan Jalur Sutra multidimensi, mendukung ekonomi dunia yang terbuka, melaksanakan kerja sama praktis, mendorong pembangunan ramah lingkungan, memajukan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), mendukung pertukaran antarmasyarakat, mempromosikan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra berbasis integritas, serta memperkuat pembangunan kelembagaan untuk kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra internasional.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa dalam pidatonya di forum tersebut, pemimpin Kamboja itu menyerukan peningkatan pendanaan untuk infrastruktur digital di perekonomian-perekonomian berkembang, termasuk konektivitas, pusat data, keamanan, serta platform dan fasilitas pendukung utama lainnya, terutama melalui BRI.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023