Kalapas Semarang Usman Madjid dalam siaran pers di Semarang, Jumat, mengatakan, terdapat tujuh warga binaan yang menjadi bagian dari proses.produksi batik tulis tersebut.
Baca juga: Kemenkumham Sumsel upayakan remisi narapidana hafal Al Quran
"Latar belakang warga binaan yang terlibat dalam proses produksi batik tulis ini antara lain napi kasus penggelapan, pembunuhan, serta penyalahgunaan narkoba," katanya.
Batik tulis karya para napi tersebut, kata dia, memiliki ciri dan karakteristik unik yang sangat sulit ditiru.
"Butuh ketelatenan dan kesabaran dalam proses produksinya," katanya.
Adapun motif yang saat ini populer diproduksi, kata dia, seperti motif naga, aborigin, dan wayang.
Ia menyebut batik tulis karya para napi ini dijual dengan harga Rp400 ribu hingga Rp1 juta, tergantung tingkat kesulitannya.
Adapun lama pembuatan batik, lanjut dia, dari proses awal hingga pewarnaan akhir membutuhkan lebih kurang 1 bulan.
Sementara mekanisme penjualan batik tulis yang diproduksi dari balik jeruji besi tersebut, menurut dia, dilakukan secara daring maupun melalui pameran-pameran.
Ia menambahkan kegiatan pembinaan yang dilakukan secara humanis tersebut sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
Baca juga: Kakanwil Kemenkumham Sumbar lantik 15 kepala penjara baru
Baca juga: Lapas kelas IIA Ambon lakukan pemeriksaan TBC kepada warga binaan
Baca juga: LP Ampana gencarkan deteksi dini cegah gangguan kamtib
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023