Mereka bertugas sebagai wakil manajemen untuk mendukung implementasi safety culture di lingkungan SPTP Group.
Surabaya (ANTARA) - PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) membentuk Tim "Safety Champion" untuk mewujudkan kegiatan operasional terminal peti kemas yang aman dan lebih efektif.
Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Putut Sri Muljanto dalam keterangannya, di Surabaya, Jumat, mengatakan, perseroan telah menunjuk 48 orang pekerja operasional dari seluruh terminal peti kemas sebagai "safety champion".
"Mereka bertugas sebagai wakil manajemen untuk mendukung implementasi safety culture di lingkungan SPTP Group," katanya.
Sri Muljanto mengatakan bahwa “safety” merupakan hal penting dalam kegiatan operasional pelabuhan baik terminal peti kemas maupun untuk non peti kemas. Keberadaan “safety culture” menjadi mengingat kegiatan operasional pelabuhan memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
"Perlu adanya kepedulian dari seluruh pekerja, karena 'safety' berangkat dari masing-masing individu untuk menjalankan kegiatan dengan benar dan aman," kata Putut.
Menurut Putut, untuk mendukung terminal yang mengedepankan aspek "safety", juga perlu didukung dengan perbaikan operasional terminal. Operasional yang terstandar dan sesuai dengan kaidah yang berlaku di dunia kepelabuhanan internasional. Termasuk juga kepedulian terhadap perawatan peralatan dan fasilitas yang ada di dalam terminal.
Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas M Adji menyebut "safety culture" membutuhkan komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan perusahaan. Pimpinan harus memiliki “roadmap” dan menjadi contoh langsung dalam penerapan “safety” di lingkungan SPTP Group.
Adji juga menyebut terdapat tiga hal yang menjadi “quick win” penerapan “safety”, yakni induksi keselamatan (safety induction), sterilisasi terminal peti kemas, dan pemenuhan kebutuhan minimum dalam menunjang “safety” di terminal peti kemas.
Lebih lanjut, Adji menyebut bahwa 90 persen kecelakaan kerja di area terminal peti kemas disebabkan perilaku tidak aman dari pekerja. Sisanya sebesar 10 persen disebabkan kondisi tidak aman.
Oleh karenanya, PT Pelindo Terminal Petikemas berfokus dalam mengubah perilaku pekerja yang berorientasi pada “safety” saat bekerja.
"Safety ini merupakan bagian dari roadmap transformasi SPTP, karena di dalamnya ada kegiatan untuk mengubah perilaku pekerja. Hal itu membutuhkan komitmen dan contoh dari pimpinan perusahaan. Dalam penerapan di lapangan kami menyiapkan 48 safety champion yang diharapkan dapat mempengaruhi semua pihak yang berkegiatan di dalam area terminal untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja," ujar Adji.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong Jece Julita Piris menyebut implementasi "safety" di TPK Sorong saat ini sudah semakin baik. Para pekerja khususnya tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di TPK Sorong sudah semakin memahami pentingnya keselamatan dalam bekerja di area terminal.
Menurut Jece untuk menjadikan “safety” sebagai budaya dalam bekerja diperlukan ketegasan pengelola terminal.
"Pelindo di TPK Sorong saat ini sudah tegas terhadap para pekerja yang berkegiatan di dalam terminal. Mereka juga diberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait safety termasuk juga penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaan di dalam terminal peti kemas,” kata Jece.
Baca juga: Pelindo catat kenaikan penumpang kapal pesiar di Bali
Baca juga: Pelindo gandeng nelayan di Benoa Bali kembangkan taksi air
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023