Kami usulkan antara 51,04 sampai 52,41 juta kiloliter,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan kuota bahan bakar minyak bersubsidi dalam RAPBN 2014 berkisar antara 51,04 juta hingga 52,41 juta kiloliter.

Menteri ESDM Jero Wacik saat raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa mengatakan, usulan tersebut naik 6-8 persen atau 3-4 juta kiloliter dibandingkan RAPBN Perubahan 2013 sebesar 48 juta kiloliter.

"Kami usulkan antara 51,04 sampai 52,41 juta kiloliter," katanya.

Selain kuota BBM, Jero juga memaparkan usulan harga minyak Indonesia (ICP) 100-115 dolar AS per barel, produksi terjual migas 2,09-2,15 juta barel per hari yang terdiri dari minyak 860.000-900.000 barel dan gas 1,23-1,25 juta barel, serta volume elpiji 3 kg 4,79-4,93 juta ton.

Selanjutnya, subsidi biodiesel diajukan Rp3.000 per liter, subsidi bioetanol Rp3.500 per liter, subsidi gas cair kendaraan (LGV) Rp1.500 per liter, alpha berdasarkan formula APBN ditambah Rp50 per liter, dan subsidi listrik Rp81,97-Rp91,1 triliun.

Dalam RAPBN Perubahan 2013, ICP diusulkan 108 dolar AS per barel, produksi terjual migas 2,08 juta barel per hari yang terdiri dari minyak 840.000 barel dan gas 1,24 juta barel, serta volume elpiji 3 kg 4,39 juta ton.

Lalu, subsidi biodiesel Rp3.000 per liter, subsidi bioetanol Rp3.500 per liter, subsidi gas cair kendaraan (LGV) Rp1.500 per liter, alpha formula APBN ditambah Rp50 per liter, dan subsidi listrik Rp87,24 triliun.

Jero mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah berpesan kepada para menteri agar mempersiapkan RAPBN 2014 yang merupakan tahun terakhir kabinet secara serius.

"Kami memberikan APBN terbaik kepada pemerintahan berikutnya," katanya.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, usulan asumsi kuota BBM bersubsidi antara 51,04 juta hingga 52,41 juta kiloliter dengan mempertimbangan besaran pertumbuhan ekonomi pada 2014 yang ditargetkan 6,7 persen.

"Pertimbangan lain adalah UU Migas telah mengamanatkan adanya jaminan ketersediaan BBM," ujarnya.

Menurut dia, asumsi kuota itu juga sudah memperhitungkan kenaikan harga BBM yang direncanakan dalam waktu dekat.

(K007/M009)

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013