Hujan deras telah menyebabkan tanah longsor dan menimbun lima orang penggali tanah di Desa Karang Mulya, Kelurahan Bojong di Kabupaten Tegal pada Selasa (4/6) pukul 15.45 WIB,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah telah mengakibatkan lima orang meninggal dunia.

"Hujan deras telah menyebabkan tanah longsor dan menimbun lima orang penggali tanah di Desa Karang Mulya, Kelurahan Bojong di Kabupaten Tegal pada Selasa (4/6) pukul 15.45 WIB," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tegal, TNI, relawan, dan warga setempat telah berhasil melakukan evakuasi korban. Evakuasi dilakukan secara manual karena alat berat tidak memungkinkan didatangkan ke lokasi longsor.

Dia menyebutkan lima orang korban bencana longsor itu telah ditemukan dan berhasil diidentifikasi yang terdiri dari tiga perempuan dan dua laki-laki, yaitu Khotimah Binti Tahyid (50), Sapuroh Binti Nawawi (55), Rumanah Binti Wasrap (50), Tarmudi Bin Nurdi (60), Akhamid Bin Dukat (45).

"Para korban adalah penambang tanah untuk bahan batako. Kejadian bermula saat mereka menggali di tebing setinggi lima meter. Penggalian ke bawah tanah sedalam dua hingga tiga meter, dan tiba-tiba tanah di tebing yang berupa kebun longsor," kata Sutopo menjelaskan.

Sehubungan dengan banyaknya jumlah bencana hidrometeorologi yang terjadi selama beberapa bula terakhir, pihak BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem yang mudah berubah.

Sebelumnya, BNPB menyatakan bahwa telah terjadi sebanyak 573 bencana hidrometeorologi selama Januari hingga Mei 2013 di beberapa wilayah di Indonesia.

"Mulai Januari sampai Mei 2013 tercatat 573 kejadian bencana hidrometeorologi yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata Sutopo.

Dia menjelaskan bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang berhubungan dengan perubahan iklim dan cuaca, seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, dan gelombang pasang.

Bencana hidrometeorologi tersebut, menurut dia, telah mengakibatkan 252 orang meninggal dunia, 512.080 orang menderita dan mengungsi, 30.525 unit rumah rusak, serta puluhan fasilitas umum seperti sekolah dan rumah ibadah mengalami kerusakan.

Dia memaparkan dari total 573 kejadian bencana itu, 212 diantaranya adalah banjir, 195 kejadian puting beliung, dan 138 bencana tanah longsor.

"Tanah longsor menyebabkan 115 orang meninggal, sedangkan banjir 94 orang meninggal. Banjir juga mengakibatkan 431.828 orang mengungsi," jelasnya.

Namun, dia juga mengatakan bahwa data tersebut merupakan data sementara yang diperoleh dari Posko BNPB. (*)









Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013