Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong menilai penetrasi internet di Indonesia semakin meningkat.
Usman saat dihubungi ANTARA, Jumat, mengatakan bahwa dari segi cakupan, sekitar 78 persen populasi Indonesia atau lebih dari 200 juta orang telah terjangkau oleh layanan internet.
Sementara dari segi kecepatan, menurut pengukuran yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, kecepatan internet Indonesia pada Mei 2023 mencapai 36,30 megabyte per detik.
"Jadi dari sisi kecepatan ada peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Selain itu, kata Usman, saat ini Indonesia memiliki keunggulan tambahan dalam bentuk frekuensi 700 Mhz yang memiliki potensi untuk digunakan dalam jaringan 5G. Frekuensi ini tersedia setelah rampungnya peralihan dari TV analog ke digital .
Baca juga: Survei APJII catat peningkatan penetrasi pengguna internet Indonesia
Usman mendorong operator seluler untuk memanfaatkan frekuensi tersebut agar konektivitas jaringan 5G semakin meluas.
"Jadi ini kita siapkan untuk 5G supaya kecepatan internet kita bertambah. Jadi industri ini kita dorong para operator seluler untuk memanfaatkan frekuensi 700 Mhz itu untuk 5G dan dari pemerintah kan berencana untuk memberikan insentif kepada industri supaya mereka mau masuk ke 5G," kata dia.
Terkait skema insentif tersebut, dia mengatakan bahwa hal itu masih dalam proses pengkajian secara mendalam. Dia berharap dengan adanya insentif ini pelaku industri bersedia berinvestasi di jaringan 5G memanfaatkan frekuensi 700 Mhz.
"Itu potensi pendapatan negara sangat tinggi dari pemanfaatan frekuensi 700 Mhz, bisa triliunan itu PNBP (penerimaan negara bukan pajak) untuk setahun," katanya.
Dalam rencana ke depan, kata Usman, Kemenkominfo memiliki peta jalan transformasi digital tahun 2020 hingga 2024. Pada tahun 2024, cakupan internet di Indonesia ditargetkan bisa mencapai 100 persen.
Namun, melihat adanya sejumlah kendala yang masih dihadapi, seperti kendala geografis, administratif, dan teknologi, target realistis yang bisa dicapai pada 2024 adalah 90 persen.
"Saya kira mungkin kita bisa mengejar target 85-90 persen saja itu sudah bagus saya kira. Oleh karena itu kita kemudian meluncurkan Satelit Satria-1 untuk memperluas jangkauan internet kita kemudian juga ada minat dari Starlink untuk masuk," ucap dia.
Baca juga: Bamsoet minta pemerintah segera atasi permasalahan akses internet
Baca juga: APJII ungkap tantangan penyedia jasa internet di Indonesia
Baca juga: APJII dan Ebtel kerja sama tingkatkan penetrasi internet di Sulawesi
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023