Pers harus bergerak bersama pilar demokrasi yang lain
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Steering Committee Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia Tommy Suryopratomo mengatakan pertemuan tersebut ingin merefleksikan apa yang sudah dilakukan pers apakah sudah sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini.
"Kami ingin merefleksikan apakah cita-cita pers sudah sejalan dengan para pendiri bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum," kata Tommy Suryopratomo dalam jumpa pers di Wisma Antara, Jakarta, Selasa.
Tommy mengatakan bahwa pers bukan sekadar bertugas menyampaikan berita dan informasi kepada publik, melainkan juga memiliki tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Dalam sejarah pers Indonesia, pers juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Namun, perkembangan pesat media massa dan kemerdekaan pers yang diperoleh pascareformasi saat ini memunculkan sebuah konsekuensi dan pertanyaan, yaitu di mana peran pers saat ini.
"Pers tidak bisa bergerak sendiri. Pers harus bergerak bersama pilar demokrasi yang lain, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk memajukan bangsa," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi mengatakan bahwa salah satu peran pers dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah menyebarluaskan berita proklamasi.
"Saat itu, melalui LKBN Antara yang saat itu masih bernama Antara, dunia tahu bahwa Indonesia sudah merdeka. Berita proklamasi itu juga mendorong munculnya pengakuan dari negara-negara lain, yang pertama dari India dan Mesir," katanya.
Saiful mengatakan bahwa Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 13--14 Juni 2013, memiliki momentum mirip dengan peringatan Hari Pers Nasional, tetapi tidak sekadar seremonial.
"Pertemuan itu untuk membicarakan bagaimana kontribusi pers bagi bangsa ini. Jadi, tidak sekedar pertemuan seremonial," ujarnya.
Sementara itu, wartawan senior Asro Kamal Rokan mengatakan terbentuknya Forum Pemred yang diinisiasi 55 pemimpin redaksi media massa terkemuka itu berbeda dengan organisasi pers lainnya.
"Di sini ada anggota PWI, AJI, maupun IJTI. Kalau ingin bicara mengenai bangsa, pers memang harus bersatu," kata mantan Pemimpin Umum LKBN Antara dan anggota Dewan Pengawas Perum LKBN Antara itu.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013