Jakarta (ANTARA News) - Gubernur BI Burhanuddin Abdullah memperkirakan penyaluran kredit akan mulai meningkat pada semester II setelah pada semester I kemarin hanya mencapai 2,4 persen, padahal BI pada awal tahun menargetkan pertumbuhan kredit hingga sekitar 20 persen. Menurut Burhanuddin Abdullah usai mengikuti rapat kerja dengan panitia anggaran, di Gedung DPR Jakarta, Rabu, BI optimistis pertumbuhan kredit perbankan pada akhir tahun bisa mencapai 18 persen. "Ada beberapa faktor yang membuat penyaluran kredit seperti itu. Salah satu diantaranya adalah 'multiplier effect' dari implementasi pengeluaran pemerintah (belanja pemerintah) yang belum terserap seperti seharusnya. Apabila itu terjadi dan saya kira mulai semester II ini setelah nanti APBNP sudah disetujui, DIPA disepakati, implementasi di daerah akan terjadi dan penyerapan akan semakin meningkat," katanya. Dengan demikian, menurut dia, jika penyerapan semakin meningkat maka modal kerja yang dibutuhkan oleh para pelaksana atau pimpro yang melaksanakan sebagian program pemerintah itu akan mulai berjalan. Gubernur mengatakan langkah tersebut akan didukung oleh kebijakan suku bunga yang secara berhati-hati akan diturunkan untuk membuka ruang bagi investasi karena semakin rendah suku bunga maka penyaluran kredit akan semakin besar. "Tanda-tanda kearah itu sudah tampak. Bulan Mei-Juni kemarin kenaikan (penyaluran kredit) cukup substansial. Ada sekitar Rp14 triliun," katanya. Selain itu, kata Gubernur, BI juga telah memanggil bank-bank untuk dilihat rencana bisnisnya pada setiap 3 bulan. "Triwulan ke-2 ini kita sudah memanggil dan kita tanya apa saja kesulitan yang dihadapi lalu kita pecahkan bersama," kata Gubernur.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006