Pebalap dari Team Differdange-Losch Luxemburg ini masuk finis di Istano Basa Pagaruyung sendirian dengan waktu 05.52.29 setelah mengayuh sepeda sejak pukul 10.00 WIB. Meski mengayuh lebih dari lima jam pebalap asal Belgia ini masih mampu mengangkat tangannya saat masuk finis.
Sorakan dari ribuan penonton pada kejuaraan internasional itu terlihat mampu memberikan semangat pada pebalap dengan nomor start 81 itu. Terbukti saat masuk paddock masih sempat memberikan senyum pada penonton.
Sekitar empat menit berselang, tiga pebalap menyusul masuk finis yaitu Juel Kritian dari Budget Forklifs, Wei-Cheng Lee dari Action Cycling Team dan Salvador Guardiola Tora dari Team Differdange-Losch dengan waktu yang sama 05.55.45.
Setelah itu rombongan besar pertama mulai masuk dan di dalamnya ada satu pebalap Timnas Indonesia. Berikutnya disusul rombongan besar kedua hingga semua pebalap yang turun di etape tiga ini memasuki finis.
Johan Coenen sebelum masuk finis harus berhadapan dengan lintasan terpanjang pada kejuaraan ini. Selain itu semua pebalap harus dihadapkan dengan tiga titik sprint dan empat titik KOM dan salah satunya paling legendaris yaitu Kelok 44.
Dengan beratnya medan yang dihadapi terutama di Kelok 44, Bupati Agam bahkan memberikan bonus tambahan kepada pebalap yang tercepat mencapai puncak tertinggi di etape tiga ini.
Aura kemenangan tampak ketika pebalap asal Belgia itu memimpin 10 kilometer menjelang finis. Dengan lintasan yang sedikit datar Johan dengan tenang mengayuh sepeda hingga finis di depan ikon Tanah Datar yaitu Istano Basa Pagaruyung.
Hingga etape tiga ini belum ada pebalap yang mampu menang dua kali. Etape pertama dipegang Hossein Askari dari Tabriz Petrochemical Team dan etape dua Jaco Kauffmann dari Budget Forklifs.
Setelah menyelesaikan etape terberat ini, semua pebalap akan dihadapkan dengan etape baru dari Sijunjung menuju Pulau Punjung dengan jarak tempuh 189,5 km.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013