Jakarta (ANTARA) - Perusahaan modal ventura AC Ventures membidik potensi pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia yang tengah berkembang pesat.
Managing Partner AC Ventures Helen Wong menyebut meski penetrasi kendaraan listrik di Indonesia masih rendah, yakni hanya sekitar 0,2 persen pada 2022, namun angkanya sama dengan tingkat penetrasi EV di China pada 10 tahun lalu. Hal itu dinilai menunjukkan potensi Indonesia yang besar.
"Penetrasi EV di Indonesia saat ini masih rendah, hanya 0,2 persen, sementara China sudah mencapai 20 persen saat ini," katanya dalam China-Indonesia Executive Tech Summit di Jakarta, Kamis.
Helen mengungkapkan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sendiri didukung oleh melimpahnya nikel sebagai bahan baku utama baterai.
Ia juga menyebut saat ini sudah ada beberapa pabrikan kendaraan listrik yang datang dan berinvestasi di Indonesia seperti Wuling dan Hyundai, termasuk investor-investor eksisting lainnya yang juga melakukan ekspansi ke lini bisnis kendaraan listrik.
Sebagai perusahaan modal ventura, AC Ventures pun turut meramaikan pasar dengan berinvestasi di perusahaan motor listrik dalam negeri, Maka Motors, serta Electrum, perusahaan patungan motor listrik antara Emiten tambang PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Tidak hanya berinvestasi di perusahaan yang memproduksi armada kendaraan listrik, AC Ventures juga berinvestasi di perusahaan-perusahaan pendukung ekosistem kendaraan listrik mulai dari sistem parkir hingga layanan suku cadang kendaraan.
Baca juga: Laporan AC Ventures dan AEML sebut ada tren positif EV di Indonesia
Baca juga: Kemenperin kebut target pengembangan ekosistem kendaraan listrik 2030
Baca juga: Ekonom: RI bisa jadi pusat manufaktur kendaraan listrik di ASEAN
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023