Saya heran dan baru lihat berita akan ada suplai beras impor, padahal kita di Sulsel ini salah satu lumbung beras

Makassar (ANTARA) - DPRD Provinsi Sulawesi Selatan menyikapi adanya rencana Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) akan menerima suplai beras impor sebanyak 70 ribu ton untuk didistribusikan ke daerah sentra pangan.

"Saya heran dan baru lihat berita akan ada suplai beras impor, padahal kita di Sulsel ini salah satu lumbung beras. Walaupun kemarau, kita masih satu kali panen. Mestinya ada ketersediaan kita punya beras," ujar Ketua Komisi B Bidang Ekonomi DPRD Sulsel Fermina Tallulembang di Makassar, Kamis.

Menurut dia, dengan didatangkannya beras impor di Sulsel tentu ada kelemahan regulasi. Selain itu, pengiriman beras ke luar Sulsel tentu menjadi persoalan, sehingga dampaknya stok berkurang, sehingga pada akhirnya beras impor masuk ke Sulsel.

"Buat saya, itu miris sekali. Jadi, ini menjadi perhatian bersama dari Pemprov, Bulog, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dengan DPRD. Jadi fungsi pengawasan harus lebih diperketat lagi. Usul saya, dibuat Perda untuk payung hukumnya," papar Fermina menegaskan.

Meski demikian, rencana masuknya beras impor tersebut ke Sulsel tentu ada sebab, karena pemerintah sudah menghitung termasuk memprediksi terkait ketahanan pangan. Tetapi untuk
memastikan itu, dewan akan memanggil pihak terkait apabila ada usulan atau keberatan dari masyarakat melalui rapat dengar pendapat.

Baca juga: Bulog sebut 500 ribu ton beras impor tambahan tiba pada Desember

Baca juga: Bulog siap menstabilkan harga dengan tambahan penugasan impor

Di tempat terpisah, anggota Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat Ady Ansar menyayangkan apabila ada beras impor masuk ke Sulsel. Mestinya, dengan kenaikan harga beras
harusnya dinikmati petani. Kalaupun ada kebijakan impor, yang menikmati bukan petani, tetapi tempat lain, pengusaha atau importir.

"Sebagai anggota dewan tentu berharap supaya pemerintah menghitung dengan baik apakah memang kita defisit. Beberapa tempat di Sulsel ini mulai panen. Itu harus dihitung dengan baik bahwa kita cukup stok, itu bisa menyebabkan harga. Sekarang harga memang naik, tetapi ada panen di beberapa tempat, ini harus hitung dengan baik," katanya.

Ia menambahkan impor beras dengan tujuan menstabilkan harga itu sah-sah saja. Tetapi, di sisi lain pihaknya belum menerima data untuk disajikan dengan baik, sehingga terkesan kurang baik.

Dikonfirmasi perihal rencana beras impor 70 ribu ton akan masuk Sulsel, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin enggan merespons hal tersebut dan hanya menyampaikan itu adalah ranah dari Perum Bulog.

"Kalau soal itu, tanyakan ke Bulog, nanti Bulog lebih paham teknis soal beras. Tanya ke Bulog, bukan kewenangan kita itu," ujar Bahtiar yang merupakan mantan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri itu menjawab pertanyaan wartawan.

Secara terpisah, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar Muhammad Imron Rosidi saat dikonfirmasi perihal beras impor tersebut membenarkan akan ada 70 ribu akan masuk ke Sulsel dengan penyaluran dua tahap.

Imron menyebut rencananya Sulsel dapat destinasi import sebesar 70 ribu ton. Tahap pertama, sebanyak 40 ribu ton didatangkan dari Thailand akan masuk awal November 2023 dan dikirim secara bertahap antara empat sampai lima kapal pengangkut.

"Untuk tahap dua sebanyak 30 ribu ton, tetapi masuknya bisa tahun depan dan kita belum diketahui dari negara mana. Iya, (impor beras) ini untuk antisipasi ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi," katanya singkat.

Baca juga: Bulog jelaskan soal impor beras 1 juta ton dari China

Baca juga: BPS: Vietnam dan Thailand jadi pemasok utama beras ke Indonesia

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023