Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurunManado (ANTARA) -
Siaran pers itu menjelaskan, pada periode evaluasi tanggal 8 - 15 Oktober 2023, terekam sebanyak tiga kali gempa guguran, 15 kali gempa embusan, 29 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 45 kali gempa tektonik jauh.
Dari hasil evaluasi, erupsi efusif Gunung Karangetang secara visual tidak teramati, begitu pula luncuran/guguran lava baik arah dan jarak luncur tidak teramati.
Hanya saja, tanda-tanda terjadinya guguran masih ada dengan terdengarnya suara gemuruh akibat guguran lava.
Baca juga: PVMBG ajak warga waspadai awan panas guguran Gunung Karangetang
Baca juga: Pos PGA usulkan penurunan status Karangetang menjadi waspada
Sementara, awan panas guguran pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran terjadi ke arah selatan yaitu Kali Kahetang dan Kali Batuawang.
Dia menambahkan, dari pengamatan visual, sinar api di atas puncak kawah utama teramati setinggi 10 meter di atas kubah lava.
Kondisi kawah utara (kawah dua) teramati asap kawah putih tipis hingga sedang tinggi maksimum sekitar 50 meter, pada malam hari masih tampak adanya api diam di di atas kubah lava setinggi sekitar 10 meter, guguran lava selama periode ini tidak teramati.
Sebelumnya selama periode evaluasi tanggal 23 - 30 September 2023, Gunung Karangetang terekam mengalami 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, 75 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh.
Baca juga: Gempa guguran Karangetang di Pulau Siau terekam sebanyak 35 kali
Baca juga: Warga diajak patuhi radius bahaya meski guguran lava Karangetang turun
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023