Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi dan Qatar pada 21-26 Oktober guna mendiskusikan kesempatan bisnis serta kondisi keamanan terkait konflik Israel-Palestina, kata kantor kepresidenan, Kamis.
Korsel memiliki kekhawatiran besar atas peningkatan tajam jumlah korban sipil akibat konflik dan akan menyediakan bantuan atas dasar kemanusiaan, kata penasehat keamanan nasional presiden, Kim Tae-hyo dalam sebuah pemaparan.
Yoon juga akan membahas kerja sama dengan Arab Saudi dan Qatar yang berfokus untuk mengembalikan perdamaian ke kawasan dan mendorong keamanan nasional Korsel, kata Kim.
Setelah tiba di Riyadh pada Sabtu yang akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama oleh pemimpin Korsel, Yoon akan bertemu dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Minggu dan menghadiri jamuan makan siang, kata Kim.
Kunjungan ini berlangsung kurang dari setahun setelah pangeran mahkota mengunjungi Korsel dan mendiskusikan kerja sama di bidang energi, pertahanan dan pembangunan infrastruktur serta penandatanganan pakta investasi senilai 30 miliar dolar AS (Rp475,2 triliun) dengan perusahaan-perusahaan Korsel.
Korsel bersaing ketat dengan Arab Saudi untuk menjadi penyelenggara World Expo pada 2030, tetapi para konglomeratnya berlomba untuk berpartisipasi dalam mega proyek seperti kota pintar NEOM di Arab Saudi dan juga memenangkan kontrak pertahanan.
Yoon akan menghadiri kegiatan-kegiatan mengenai investasi bilateral dan kemitraan untuk teknologi mendatang yang akan menggarisbawahi semakin pentingnya hubungan ekonomi kedua negara. Pada Selasa, presiden Korsel akan berbicara pada forum Future Investment Initiative.
Delegasi yang beranggotakan pemimpin bisnis akan mendampingi Yoon dalam kunjungannya ke Saudi, termasuk CEO Samsung Electronics Jay Y.Lee, CEO Grup Hyundai Motor E.S Chung dan pimpinan Hanwha, GS dan konglomerat Hyundai, kata kantor kepresidenan.
Di Qatar, Yoon akan menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani pada Rabu dan menghadiri forum bisnis. Sekitar 200 pelaku bisnis dari kedua negara dijadwalkan untuk menghadiri forum tersebut untuk berdiskusi tentang isu energi, termasuk LPG, hidrogen dan juga tenaga matahari.
Baca juga: Militer Korsel, Jepang, AS akan gelar latihan udara gabungan
Baca juga: Pesawat bawa warga Korea Selatan dari Israel mendarat di Incheon
Baca juga: Korsel protes China atas dugaan pemulangan paksa ke Korut
Sumber: Reuters
Penerjemah: Arie Novarina
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023