Mogadishu (ANTARA News) - Gerilyawan Somalia mengarak dua tahanan yang diyakini sebagai warga Kenya yang ditangkap bulan lalu setelah penyerbuan lintas batas, kata beberapa saksi, Senin.

"Ratusan orang datang melihat para sandera yang kata gerilyawan Al-Shabaab warga Kenya," kata Ali Moalim, yang termasuk di antara kerumunan massa yang berkumpul Minggu di Jilib, daerah Juba Hilir yang dikuasai militan garis keras itu di Somalia selatan, lapor AFP.

Bulan lalu gerilyawan Al-Shabaab menyerang sebuah pos perbatasan polisi Kenya, menewaskan lima orang dan mengklaim menculik dua orang.

"Kedua orang itu terlihat menyedihkan," kata Abdurahman Isa, seorang saksi lain, dengan menambahkan bahwa senapan dan amunisi yang tampaknya dirampas pada waktu penculikan juga diperlihatkan bersama orang-orang itu.

Pada Minggu (26 Mei), Al Shabaab mengklaim melancarkan serangan yang menewaskan lima orang, termasuk dua polisi, di daerah perbatasan bergolak antara Kenya dan Somalia.

Al-Shabaab mengatakan, anggota-anggota mereka menembaki sebuah pos polisi di dekat kota perbatasan Liboi pada Sabtu larut malam, menewaskan dua polisi dan tiga warga sipil.

"Sebuah satuan kecil mujahidin menyerbu pangkalan Kenya," kata Al-Shabaab dalam pesan di Twitter -- sebuah pengakuan langka bahwa mereka melancarkan serangan di wilayah Kenya.

Al-Shabaab mengatakan, mereka menculik dua orang Kenya dan merampas senapan selama serangan itu.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Meski polisi biasanya menyalahkan simpatisan Al-Shabaab atas serangan-serangan, kelompok garis keras tersebut biasanya diam pada masa silam setelah serangan. Mereka juga pernah menyiarkan video prajurit dan pegawai negeri Kenya yang diculik.

Kelompok gerilya Al-Shabaab mengancam Kenya sejak negara itu mengirim pasukan ke Somalia selatan pada pertengahan Oktober 2011 untuk menyerang pangkalan-pangkalan gerilyawan tersebut, yang dituduh melakukan penculikan dan penyerangan di Kenya.

Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut.

Al-Shabaab balik menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai alasan untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.

Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.

Pada 13 Oktober 2011, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 460.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Penculikan-penculikan itu diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013