Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Rabu menyebut bahwa Forum Belt and Road for International Cooperation (BRI) ketiga yang digelar di Beijing telah sukses dilaksanakan dan kerja sama tersebut akan menciptakan lebih banyak peluang baru bagi ekonomi global, lapor Xinhua pada Kamis.

"Konsensus terpenting yang dicapai dalam forum ini adalah membuka babak baru kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra berstandar tinggi," ujar Wang dalam sebuah konferensi pers.

Wang menyatakan bahwa babak baru kerja sama tersebut akan menciptakan lebih banyak lagi peluang baru bagi ekonomi global dan menjadi keuntungan bagi situasi global.

"Visi terbesar dari forum ini adalah untuk bersama-sama memodernisasi dunia," ujar Wang. "Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) telah menciptakan platform kerja sama untuk pembangunan bersama dan membantu banyak negara berkembang mempercepat langkah mereka menuju modernisasi."

Total 458 hasil dicapai selama forum tersebut berlangsung, jauh lebih banyak dari BRF kedua, imbuh Wang.

Selama 10 tahun terakhir, kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra telah meraih berbagai pencapaian bersejarah, membuka jalan kerja sama, peluang, dan kemakmuran yang mengarah pada pembangunan bersama, tutur Wang.

BRI telah menjadi barang publik internasional yang paling populer dan platform kerja sama internasional terbesar di dunia saat ini, kata Wang.

Lebih lanjut dikatakan Wang, Sabuk dan Jalur Sutra merupakan sebuah platform terbuka dan setiap negara dapat berpartisipasi di dalamnya kapan saja.

Dia menyatakan harapannya agar inisiatif konektivitas dari negara-negara lain juga tetap terbuka dan menahan diri untuk tidak menciptakan kelompok-kelompok eksklusif.

China bersedia untuk menyelaraskan diri dengan semua inisiatif konektivitas lainnya, kata Wang.

Pada konferensi pers tersebut, Wang juga membantah klaim bahwa Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global yang diluncurkan oleh Amerika Serikat menyasar Sabuk dan Jalur Sutra, dan menyebut narasi itu sebagai kasus lain dari politisasi isu-isu ekonomi.

 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023