Bom bunuh diri adalah termasuk cara-cara kekerasan yang seharusnya dihindari"
Palu (ANTARA News) - Jenazah pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, Senin sore tiba di RS Bhayangkara Palu dibawa dengan mobil ambulans yang dikawal ketat pasukan Brimob Polda Sulawesi Tengah.
Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno di Palu, yang berjarak 220 km dari Poso, mengatakan bahwa jenazah itu dibawa ke Palu guna kepentingan otopsi dan identifikasi pelaku.
Polisi juga telah mengambil sampel DNA untuk mengetahui jati diri pria yang tubuhnya hancur dalam aksi pemboman bunuh diri itu.
Saat ini RSU Bhayangkara Palu dijaga ketat puluhan aparat kepolisian guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Soemarno mengatakan tim dokter Mabes Polri direncanakan akan tiba di Palu pada Senin malam untuk melakukan identifikasi lanjutan.
Insiden bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 07.55 WITA. Seorang pria yang mengendarai sepeda motor menerobos pintu jaga polisi dan beberapa saat kemudian meledakkan bom yang dibawanya.
Tubuh pelaku bom bunuh diri hancur berkeping-keping, berikut sepeda motor yang dikendarai.
Bom bunuh diri tersebut tidak melukai personel Polres Poso yang saat itu sebagian besar sedang berada di dalam ruangan usai apel pagi.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Siane Indriani, mengecam keras atas terjadinya bom bunuh diri di Mapolres Poso.
Komnas HAM juga menyesalkan penggunaan cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan masalah di Kabupaten Poso. "Bom bunuh diri adalah termasuk cara-cara kekerasan yang seharusnya dihindari," katanya.
Beberapa bulan ini situasi di Kabupaten Poso sudah mulai kondusif, dan peristiwa pemboman ini membuat keamanan di Poso kembali terusik.
Komnas HAM meminta aparat mengusut pelakunya dan permasalahan terorisme secara tuntas namun tetap proporsional dan tidak berlebihan.
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013