Jakarta (ANTARA News) - Deflasi 0,03 persen pada Mei yang diumumkan Badan Pusat Statistik sesuai dengan prediksi Bank Indonesia yang memproyeksikan terjadi deflasi di kisaran 0-0,09 persen.
"Jadi memang terjadi deflasi dan sebelumnya sudah kami perkirakan April dan Mei terjadi deflasi terhadap bahan-bahan pokok makanan," kata Deputi Gubernur BI Hartadi saat ditemui usai raker RAPBNP 2013 dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin.
Hartadi menjelaskan, pengurangan impor khususnya bahan-bahan pangan (volatile food) membuat harga bahan-bahan pangan tersebut mengalami penurunan.
"Kalau melihat seasonality-nya itu masih terkena dampak suplai," ujar Hartadi.
Menurut Hartadi, menjelang masuk bulan puasa pasokan bahan-bahan pangan di dalam negeri memang harus mulai diperhatikan oleh pemerintah agar melonjaknya inflasi dapat diantisipasi.
"Mudah-mudahan kalau pasokan-pasokan barang khususnya makanan itu tetap tersedia dan bisa didistribusikan dengan baik ke seluruh pelosok maka kita bisa menekan kenaikan inflasi," katanya.
Namun, lanjut Hartadi, masyarakat tidak perlu kaget dengan kenaikan inflasi ketika momen puasa dan lebaran karena hal tersebut merupakan hal yang wajar.
"Tapi tidak usah terlalu kaget karena setiap puasa dan lebaran selalu inflasi naik," ujar Hartadi.
BPS mencatat pada Mei terjadi deflasi 0,03 persen yang disebabkan penurunan harga bawang, cabe dan emas perhiasan.
Dengan catatan itu, inflasi year to date (ytd) sampai Mei sebesar 2,3 persen dan year on year (yoy) sebesar 5,47 persen, serta inflasi inti sebesar 3,99 persen.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013