kajian IPO sudah mulai dilakukan sejak 2013 dan akan rampung pada 2014, sehingga 2015 diharapkan KBN sudah menjadi perusahaan publik.
Jakarta (ANTARA News) - PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Persero menargetkan dapat merealisasikan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Bursa Efek Jakarta pada 2015.
"IPO KBN kita harapkan pada 2015, yang ditangani "underwriter" (penjamin emisi) yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas," kata Direktur Utama KBN Sattar Taba, di sela acara "topping off" pembangunan Rumah Sakit Pekerja, di kawasan Cakung, Jakarta, Senin.
Menurut Sattar, kajian IPO sudah mulai dilakukan sejak 2013 dan akan rampung pada 2014, sehingga 2015 diharapkan KBN sudah menjadi perusahaan publik.
"Kajian IPO meliputi pemenuhan berbagai aspek seperti penunjukan penasehat hukum, penasehat keuangan, termasuk perizinan dari pemegang saham," ujar Sattar.
Namun demikian, Sattar tidak menyebutkan jumlah saham yang akan dilepas kepada publik, termasuk nilai IPO yang akan diraih dari aksi korporasi yang dimaksud.
"Belum bisa kami ungkapkan persentasenya dan nilai IPO, karena harus mendapat persetujuan dari kuasa pemegang saham, yaitu Kementerian BUMN," ujar Sattar.
Ia hanya menjelaskan, dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan ekspansi bisnis KBN, seperti pembangunan rusunami, pengembangan gudang tertutup dan terbuka, termasuk untuk reklamasi pantai sepanjang 500 meter di kawasan pergudangan KBN di Marunda.
Hingga 2017, setidaknya membutuhkan dana investasi sekitar Rp10,7 triliun, yang diharapkan dapat didanai dari internal perusahaan, IPO, dan pinjaman perbankan.
"Pada tahap awal kita memilih IPO karena merupakan sumber dana murah, ketimbang sumber pembiyaan lainnya," ujarnya.
Secara prinsip IPO optimistis dapat direalisasikan karena KBN memiliki prospek bisnis yang bagus ke depan, sekaligus IPO dapat dijadikan sebagai ajang penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan benar (good corporate governance/GCG).
KBN pada 2013 menargetkan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp1,2 triliun, dengan laba bersih sekitar Rp200 miliar.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013