Kami sangat menunggu inisiatif daerah untuk membangun sistem ketahanan iklim ini, pemerintah di tingkat pusat senantiasa mendukung sepenuhnya
Banjarmasin (ANTARA) - Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hanif Faisol Nurofiq menginginkan daerah dapat membangun ketahanan iklim guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap berulang pada satu wilayah.
"Kami sangat menunggu inisiatif daerah untuk membangun sistem ketahanan iklim ini, pemerintah di tingkat pusat senantiasa mendukung sepenuhnya," kata Hanif di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Gubernur Sumsel ajak warga shalat istisqa meski sudah turun hujan
Menurut dia, perlu disoroti bersama jika ada kebakaran berulang pada lahan yang sama.
Seperti di Kalimantan Selatan, beberapa titik api selalu muncul di lokasi yang sama setiap musim kemarau.
"Bagi saya ini tidak masuk akal, kita sudah punya semuanya kok ini masih terjadi," ucapnya.
Oleh karena itu, Hanif mengajak akademisi di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang memiliki banyak pakar lingkungan dapat mendesain suatu inovasi agar karhutla tidak terjadi lagi khususnya di lokasi yang rawan terbakar setiap tahunnya.
Baca juga: Dinas Kehutanan sebut 12 jam terakhir tidak ada karhutla di Sumbar
"Perlunya juga sinergi dan kolaborasi semua pihak termasuk Tim Restorasi Gambut agar apa yang menjadi tujuan kita mencegah karhutla bisa optimal tercapai," tegasnya.
Sementara Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri mengatakan dalam Seminar Nasional Lahan Basah tahun 2023 gelaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ULM, para akademisi didorong untuk dapat melakukan riset guna menyelamatkan kerusakan ekosistem gambut dan mangrove.
Apalagi saat ini 80 persen dari sekitar 100 ribu hektare lahan gambut telah mengalami kerusakan yang salah satunya disebabkan karhutla.
"Ini menjadi tanggung jawab moral bagi ULM sebagai universitas terkemuka dan berdaya saing di lingkungan lahan basah, bagaimana berkontribusi dalam melaksanakan perbaikan terhadap kerusakan lingkungan," jelasnya.
Baca juga: BMKG deteksi 132 titik panas di Kalimantan Timur
Pewarta: Firman
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023