Fallujah, Irak (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata hari Minggu membunuh enam orang dan menculik lima lain dalam serangan-serangan terpisah di Anbar, Irak barat, kata beberapa pejabat.
Termasuk diantara mereka yang tewas adalah tiga supir truk Suriah, dan mereka yang diculik mencakup tiga polisi.
Orang-orang bersenjata menembak mati supir-supir truk Suriah dan membakar kendaraan mereka di dekat kota Al-Rutba, tidak jauh dari perbatasan Suriah, kata seorang pejabat pemerintah daerah dan polisi.
Seorang warga sipil dan seorang polisi diculik dari lokasi penyerangan para supir itu, sementara orang-orang bersenjata menangkap dua polisi lain dan seorang warga sipil dari daerah sebelah utara Al-Rutba.
Belum jelas apakah kelompok yang sama melakukan penculikan-penculikan itu.
Dalam insiden terpisah, seorang letnan kolonel angkatan darat ditembak mati di kota Fallujah, sementara seorang penembak gelap membunuh seorang prajurit di sebelah timur kota itu, kata beberapa pejabat.
Dalam serangan lain, orang-orang bersenjata membunuh seorang sepupu kepala daerah Anbar dan melukai istrinya di Fallujah.
Irak dilanda gelombang serangan yang menewaskan lebih dari 600 orang pada Mei, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai kembalinya konflik sektarian besar.
Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan pada April, sementara jumlah kematian pada Maret mencapai 271.
Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada 19 Desember 2011 setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.
Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.
Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.
Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, Arab Saudi dan Turki. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013