Bisa dilakukan setelah menstruasi karena saat itu, hormon sudah mulai turun dan konsistensi kepadatan payudara sudah turun jadi lebih nyaman untuk diperiksa

Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Sabrina Putri Anjani, membuat karya dari ratusan kupu-kupu kertas untuk memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month) di kampus setempat, Rabu.

Lima mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ubaya juga turut membagikan kerajinan kertas bertuliskan ajakan deteksi dini kanker payudara.

Baca juga: Uni-Charm dukung SADARI dengan produk edisi terbatas

Sabrina menyebut, karya ini merupakan salah satu bentuk dukungan pada pejuang kanker payudara melalui seni yakni sekitar 250 kupu-kupu kertas ditempel pada papan berukuran 5x4 meter. Kupu-kupu tersebut dikolase membentuk sebuah pink ribbon yang merupakan simbol dari kanker payudara.

"Karya ini terinspirasi dari Ibu saya yang juga seorang survivor (pejuang) kanker payudara. Operasi pengangkatan payudara membuat bentuk tubuhnya berubah. Hal ini mendorong saya untuk membuat karya yang bertujuan untuk memberikan motivasi kepada pejuang kanker. Mereka bisa melalui ini semua dan perubahan yang ada tidak mengurangi harga diri mereka sebagai perempuan seutuhnya," ujarnya.

Pesan ini juga tergambarkan dalam pemakaian kupu-kupu kertas yang melambangkan perjalanan penuh perjuangan hingga mencapai sesuatu yang lebih indah.

Selain itu, mahasiswa BEM juga terlibat dalam kampanye ini yakni Sandrina Vania, Vera Widianti Puspita, Jecrista Elamelia, Stella Paula, dan Lidia Kinanti membagikan kerajinan kertas berbentuk wanita yang pada bagian tubuhnya terdapat tulisan Early detection for protection.​​​​​​​

Baca juga: RevitaLash® Cosmetics Meluncurkan Inisiatif Berdampak Global dan Lokal dalam Memerangi Kanker Payudara

Sandrina atau akrab disapa Joy menyebut mereka ingin mengajak para mahasiswa khususnya perempuan untuk mencegah meningkatnya kanker payudara yang biasanya terjadi akibat tidak deteksi dini.

"Kita sebagai mahasiswa yang masih berusia muda harusnya tidak abai pada hal ini. Mumpung belum terlambat, ayo kita sama-sama peduli untuk cek ke dokter dan mari dukung sesama perempuan agar penderita kanker payudara tidak semakin meningkat," ujarnya.

Sementara itu, dr. Herry Wibowo, Sp.B., M.Kes. menjelaskan cara deteksi dini dapat dilakukan dengan meraba payudara kanan dan kiri dan lihat apakah ada kelainan. Misalnya, benjolan, keluar cairan dari puting, atau perubahan warna kulit.

"Bisa dilakukan setelah menstruasi karena saat itu, hormon sudah mulai turun dan konsistensi kepadatan payudara sudah turun jadi lebih nyaman untuk diperiksa," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan peningkatan penderita kanker payudara tidak bisa diprediksikan. Penderita di Indonesia paling banyak di rentang usia produktif, yakni 20-40 tahun. Penyebabnya bisa hormonal, riwayat keluarga sebelumnya, atau gaya hidup yang tidak sehat.

"Maka dari itu sadari dan deteksi mandiri mulai dari sekarang," kata dia.

Baca juga: Ada risiko kanker payudara bila hamil pertama di usia lebih tua ​​​​​​​

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023