Serang (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten tengah menjajaki penggunaan benih biosalin pada lahan sawah di daerah pesisir pantai yang selama ini hanya bisa ditanami di saat musim penghujan.

Benih biosalin yang merupakan hasil penelitian dari Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian itu dikembangkan khusus untuk lahan sawah di daerah pesisir yang sumber airnya payau.

"Namun yang menjadi keunggulan dari benih biosalin ini dia bersifat amfibi. Bisa di sawah pesisir yang berair payau maupun di lahan sawah darat yang biasa menggunakan air irigasi," kata Kepala Distan Banten Agus Tauchid, di Serang, Rabu.

Diungkapkan Agus, jika penjajakan ini berhasil maka akan ada tambahan produksi padi di Provinsi Banten sedikitnya 30 ribu ton untuk setiap kali panennya. Hal itu mengingat, luas lahan sawah di pesisir utara dan selatan Banten angkanya berkisar 2 ribu sampai 5 ribu hektar.

"Dan dengan benih biosalin ini nanti panen di sawah pesisir akan bisa sama dengan sawah irigasi yaitu setahun 3 kali," katanya.

Untuk menjadikan lahan sawah di pesisir siap ditanami padi sebanyak 3 kali dalam satu tahun itu, kebutuhan airnya sendiri, kata Agus akan diupayakan dari pompanisasi air payau dari sumber-sumbernya yang terdapat di sekitar lahan sawah tersebut.

Menurut Agus, sebelumnya pompanisasi tidak bisa dilakukan untuk lahan sawah di pesisir karena benih padi yang banyak dipakai petani sebelumnya tidak dapat beradaptasi dengan air payau.

"Sebelumnya 'kan di sawah pesisir itu kalau kita pompa pakai pompa dalam atau pompa pantek itu yang keluar airnya payau kalau di atas 60 meter," kata dia.

Dengan benih biosalin ini, kata dia, pompanisasi baik pompa pantek maupun pompanisasi dari sumber air di sekitar lahan sawah pesisir bisa dilakukan.

"Makanya kalau biosalin ini berhasil, kami Distan Banten berencana untuk pengadaan pompanisasi ini di tahun depan," katanya.

Agus mengatakan, harapannya benih Biosalin ditanam pada puncak El Nino dengan air asin atau payau sehingga sangat signifikan ditanam dengan air yang payau atau asin.

"Apabila nanti hasilnya bagus dan petani tersenyum, hal ini akan menjadi solusi untuk lahan-lahan pinggir pantai baik Pantai Utara Banten maupun Selatan Banten yang selama ini hanya bisa panen setahun sekali bisa ditingkatkan menjadi setahun dua kali panen," kata Agus.

Baca juga: Ini keunggulan Padi Biosalin Balitbangtan di daerah pantai
Baca juga: Padi Hibrida diminati petani pesisir Pantai Selatan Pulau Jawa
Baca juga: KKP akan tingkatkan investasi di kawasan pesisir dan pulau kecil

Pewarta: Mulyana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023