Banjarbaru (ANTARA) - Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengajarkan kelompok pembuat jamu gendong di Banjarbaru, Kalimantan Selatan untuk memproduksi jamu serbuk instan berbahan kunyit asem rempah menggantikan jamu cair siap minum yang selama ini dijual.
"Kami memberikan keterampilan baru dalam mengolah jamu bubuk instan, sehingga dapat dijual bebas tanpa khawatir cepat bau ataupun merugi karena tidak laku jika hanya menjual jamu cair," kata Ahya Nabila, tim ULM yang merupakan mahasiswi Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ULM di Banjarbaru, Rabu.
Ahya mengungkapkan industri obat tradisional berupa jamu di Banjarbaru dan sekitarnya didominasi oleh usaha kecil yang memproduksi jamu cair siap untuk diminum.
Namun jamu jenis ini memiliki kelemahan harus segera diminum dan tidak dapat bertahan lama. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk meningkatkan lama penyimpanan dan dapat dijual bebas dalam bentuk kemasan.
Tim ULM yang terdiri dari dua mahasiswi Program Studi Biologi FMIPA Ahya Nabila dan Wan Nisriani Luthfy dan satu mahasiswi Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Susi serta satu dosen pendamping dari FMIPA Sasi Gendro Sari melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat pada kelompok penjual jamu gendong "Wedang Sewu Omah” beranggotakan lima orang dalam membuat jamu instan kunyit asem rempah.
Baca juga: Tim ULM transplantasi lumut, monitoring kualitas udara di Banjarbaru
Baca juga: Guru besar ULM kantongi lima paten riset batang pisang mauli
Wan Nisriani Luthfy menjelaskan dalam praktik pembuatannya, setiap satu kilogram gula pasir dan kunyit sebanyak dua kilogram didapatkan hasil sebanyak 500 gram produk jamu bubuk instan.
Bahan jamu instan kemudian dimasukkan ke dalam botol kemasan 100 gram sebagai kemasan ekonomis dan diberi label untuk meningkatkan minat dan ketertarikan calon konsumen.
Tim ULM juga mengedukasi pembuatan label kemasan yang menarik dan mengikuti standar berlaku yaitu harus mencantumkan izin edar, informasi bahan, tanggal kedaluarsa, informasi tambahan, dan info pemesanan hingga nama produk dengan gambar semenarik mungkin.
Sasi Gendro Sari menambahkan kegiatan pengabdian itu sangat bermanfaat bagi penjual jamu gendong yang kini memiliki kemampuan dalam diversifikasi produk jamu berbahan dasar kunyit.
Kelompok "Wedang Sewu Omah” bahkan bisa memasarkan produk jamunya melalui media sosial atau minimarket, selain menjual secara langsung dengan metode tradisional secara berkeliling perkampungan penduduk menggunakan sepeda atau digendong berjalan kaki.
Baca juga: ULM menuju kampus kelas dunia dengan akreditasi internasional
Baca juga: ULM miliki 111 guru besar perkokoh posisi terbaik di Kalimantan
Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023