Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 161 orang tewas dan 652 orang lagi cedera dalam 56 ledakan bom saat gerilyawan meningkatkan serangan mereka terhadap pertemuan terbuka dan kantor partai politik di Pakistan selama Mei, Pakistan menyelenggarakan pemilihan umum.
Di antara seluruh 56 serangan bom, empat adalah pemboman bunuh diri yang melanda bermacam daerah Pakistan dengan sasaran yang beragam, sehingga menewaskan 40 orang dan melukai 143 orang lagi, demikian statis resmi di negara Asi Selatan tersebut.
Setelah pemerintah Pakistan menetapkan pemilihan umum pada 11 Mei, kelompok terlarang Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) dan kelompok garis kereas lain memperingatkan masyarakat agar menjauhi pertemuan politik, terutama yang diadakan Partai Rakyat Pakistan (PPP), Partai Awami Nasional (ANP) dan Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), sekutu pemerintah Pakistan sebelumnya.
Selama Mei, sedikitnya 42 pertemuan politik, pertemuan terbuka dan kantor berbagai partai politik menjadi sasaran ledakan bom sehingga menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai tak kurang dari 400 orang lagi, demikian laporan Xinhua.
Serangan terburuk terjadi pada 6 Mei, ketika seorang pembom bunuh diri mengincar seorang calon dari Jamiat Ulema-e-Islam-Fazal (JUI-F), satu partai yang berlandaskan agama, dalam satu pertemuan di wilayah suku di bagian barat-laut negeri itu, Kurram Agency. Meskipun penyerang tak mengenai sasarannya, ledakan tersebut menewaskan 26 orang dan melukai 67 orang lagi.
Pada 17 Mei, dua ledakan bom yang ditujukan kepada dua tempat ibadah yang dipenuhi orang selama Shalat Jumat di wilayah bergolak di bagian barat-laut Pakistan, Malakand Agency. Ledakan tersebut merusak tempat ibadah itu dan menewaskan sedikitnya 21 orang serta melukai 120 orang lagi.
Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan Barat-laut adalah yang paling banyak diserang --dengan 21 serangan, lalu diikuti oleh 14 ledakan di Balochistan di Pakistan Barat-daya dan 11 serangan di Provinsi Sindh, Pakistan Selatan.
Provinsi paling padat di bagian timur negeri tersebut, Punjab, tempat tinggal lebih dari 60 persen dari seluruh warga di Pakistan, tetap tak terjamah selama masa itu.
Wilayah suku, yang mudah bergolak di Pakistan Barat-laut dan berbatasan dengan Afghanistan, menghadapi 10 serangan bom pada Mei.
Menurut statistik resmi, gerilyawan melancarkan 56 serangan bom terhadap 56 sasaran selama Mei, menewaskan 139 warga sipil serta sembilan polisi dan lima anggota pasukan keamanan.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013