Pemberian reduksi kepada pedagang besar dan pengecer ini dilengkapi dengan pakta integritas oleh masing-masing pihak.
Sleman (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan reduksi biaya distribusi kepada pedagang besar komoditas beras yang akan menjual ke pedagang pengecer di pasar tradisional di Sleman.
"Pemberian reduksi kepada pedagang besar dan pengecer ini dilengkapi dengan pakta integritas oleh masing-masing pihak," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat melakukan visitasi operasi pasar kebutuhan pokok di Pasar Gamping, Rabu.
Menurut dia, pedagang pengecer juga dipastikan menjual beras untuk pengguna langsung atau masyarakat dan tidak boleh dijual kepada pihak yang bermaksud menjual lagi.
"Jadi harus tepat sasaran, pengecer hanya boleh menjual kepada masyarakat pengguna," katanya.
Baca juga: BPS: Produksi beras tahun 2023 berpotensi anjlok 2,05%
Ia mengatakan, reduksi ini dilakukan dalam rangka menjaga stabilisasi harga dan mengantisipasi dampak fenomena El Nino.
"Fenomena El Nino saat ini menjadi perhatian besar karena berpotensi menyebabkan gagal panen, sehingga menurunkan produktivitas pertanian yang memengaruhi ketersediaan stok/pasokan untuk masyarakat," katanya.
Kustini mengatakan, kurangnya stok/pasokan beras tersebut dapat mengganggu kestabilan harga dan meningkatkan harga secara signifikan.
"Untuk itu dalam upaya mengantisipasi dampak El Nino ini, TPID Kabupaten Sleman akan melaksanakan intervensi pasar dalam bentuk kegiatan operasi pasar dengan skema pemberian reduksi," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan operasi pasar dilaksanakan mulai 14 Oktober 2023 sampai dengan paling lama dua bulan berikutnya atau kondisional melihat serapan anggaran untuk reduksi biaya distribusi.
"Operasi pasar dilaksanakan di Pasar Gamping yang merupakan pasar pantauan Kementerian Perdagangan," katanya.
Baca juga: YLKI minta penyaluran beras bantuan pemerintah berbasis data
Anggaran yang disiapkan mencapai Rp499,200 juta untuk reduksi biaya distribusi komoditas beras yang bersumber dari dana insentif.
"Komoditas yang diberikan subsidi berupa beras (selain beras khusus), dengan besaran reduksi biaya distribusi Rp2.300 per kilogram beras dan aturan pembelian maksimal lima kilogram beras per pembeli per hari," katanya.
Kegiatan ini, kata dia, juga didukung oleh Bank Indonesia dengan bantuan anggaran sebesar Rp50 juta.
"Kegiatan Operasi Pasar diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau di tengah gejolak kenaikan harga beras akibat fenomena El Nino," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023