Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, dengan mengusung konsep baru yang kekinian.

"Puncaknya setelah kami konsepkan dan diskusikan panjang lebar, akhirnya kami tetapkan akan dilaksanakan di Monas," kata Menpora Dito dikutip dari keterangan resmi Kemenpora, Rabu.

Diterangkan oleh Menpora Dito, peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut akan membawakan konsep kekinian dengan banyak hal baru yang mungkin belum pernah dilakukan dalam penyelenggaraan sebelumnya.

"Tetapi tidak jauh dari substansi semangat awal Sumpah Pemuda ini tercipta di Indonesia," tegas Menpora Dito.

Dalam hal ini Kemenpora bakal menggandeng founder Pesta Pora dan konseptor Synchronize Fest untuk mengerjakan konsep seremoni peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kedua ajang tersebut menurut Menpora berhasil terselenggara dengan sukses.

"Jadi saya berharap nantinya peringatan Sumpah Pemuda benar-benar relevan dengan anak muda saat ini, namun substansi dan sejarah dari Sumpah Pemuda itu bisa kita gelorakan lagi agar para generasi muda sekarang ini mengetahui hal-hal fundamental seperti itu," papar Menpora.

Baca juga: Menpora Dito luncurkan program Bulan Pemuda

Lebih lanjut disampaikan, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Monas nantinya Kemenpora akan mengundang seluruh elemen, dari organisasi kepemudaan, komunitas, dan juga para individu. Konsep acaranya adalah semi festival menyesuaikan dengan lokasi Monas yang terbuka.

"Kami ingin yang hadir banyak. Kami tidak menargetkan jumlah, yang pasti saya ingin Hari Sumpah Pemuda kali ini benar-benar bisa merefleksikan anak muda zaman sekarang, tetapi kembali lagi, mengingat sejarah Hari Sumpah Pemuda. Kami akan mengemas dengan konsepnya unik, tradisional, modern, serta fusion. Jadi Insyaallah ini akan menjadi seru, menjadi acara yang monumental," ungkap Menpora Dito.

Baca juga: Menpora tegaskan APBN difokuskan untuk program kepemudaan
Baca juga: Menpora minta LPDUK maksimalkan potensi dari event di Indonesia

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023