Transisi yang berkelanjutan, inklusif, dan adil, memerlukan partisipasi pemangku kepentingan dan kerja sama internasional.
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan Forum Pasar Modal ASEAN (ACMF) ke-39 di Bali menghasilkan komitmen dan upaya untuk merealisasikan peta jalan pasar modal berkelanjutan guna meningkatkan ekonomi berkelanjutan di seluruh kawasan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat membuka ACMF International Conference 2023, di Bali, Selasa, mengatakan peta jalan pasar modal berkelanjutan dari ACMF ini memperkuat komitmen kawasan terhadap agenda iklim global sekaligus mengatasi tantangan dan peluang yang spesifik terhadap pembangunan berkelanjutan dan pasar keuangan di Asia Tenggara.
“Untuk mencapai transisi yang berkelanjutan, inklusif, dan adil, memerlukan partisipasi pemangku kepentingan dan kerja sama internasional. Untuk memastikan hal ini, dan seperti telah saya sebutkan sebelumnya, kita perlu menyadari peran penting yang dimainkan oleh industri, misalnya, memberikan nilai tambah pada perekonomian,” kata Mahendra dalam keterangan diterima di Jakarta.
Mahendra menyampaikan bahwa Indonesia saat ini telah mencapai kemajuan untuk mendukung pembiayaan transisi dan keuangan berkelanjutan guna memfasilitasi transisi menuju perekonomian rendah karbon.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan bahwa salah satu semangat utama kepemimpinan Indonesia di ASEAN adalah mendorong ASEAN menjadi pusat pertumbuhan, atau Epicentrum of Growth. Hal itu menggarisbawahi pentingnya posisi ASEAN di global.
"Dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang disebabkan oleh perubahan iklim dan sejalan dengan tujuan yang digariskan dalam the Paris Agreement, sangatlah penting bagi kita, sebagai kekuatan kolektif, untuk memainkan peran penting dalam agenda transisi global menuju perekonomian rendah karbon dan masa depan yang berkelanjutan,” kata Inarno.
Inarno menyampaikan beberapa inisiatif utama yang telah dicapai selama keketuaan OJK dalam ACMF 2023 (ACMF Significant Milestones), yang terdiri dari:
- Penerbitan ASEAN Transition Finance Guidance yang merupakan pedoman umum bagaimana suatu rencana transisi ke ekonomi rendah karbon bisa dikatakan kredibel, transparan, dan inklusif;
- Penyelesaian proses revisi ASEAN Corporate Governance Scorecard, yang merujuk pada revisi OECD Principles on Corporate Governance di mana sustainability menjadi pilar utama yang baru.
- ACMF-IFRS Foundation Dialogue on IFRS Sustainability Disclosure Standards.
- Peluncuran Handbook untuk ASEAN Green Lane, untuk memfasilitasi penawaran lintas batas reksa dana berbasis keberlanjutan.
“Milestone ACMF di atas sejalan dengan fokus inisiatif ACMF pada agenda transisi menuju pengurangan emisi sampai dengan tercapainya komitmen nol emisi di kawasan, dan ACMF sebagai forum regulator Pasar Modal di ASEAN berkomitmen untuk berkontribusi dalam agenda besar ini,” kata Inarno.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menyampaikan bahwa Pasar Modal berperan penting dalam mencapai tujuan iklim karena diperlukan sejumlah investasi dan pendanaan.
“Melalui mobilisasi dan alokasi pembiayaan, pasar modal diharapkan dapat melengkapi pinjaman bank dan investasi publik. Pihak berwenang di masing-masing regional harus bekerja sama untuk merancang serta menerapkan kerangka peraturan bersama di luar batas negara,” kata Hasan.
Dalam pertemuan ACMF Chairs Meeting pada Senin (16/10) juga dilakukan penyerahan Keketuaan ACMF dari OJK RI ke Lao Securities Commission Office (Lao SCO) sebagai Ketua ACMF 2024 dan Securities Commision Malaysia sebagai Wakil Ketua.
Baca juga: OJK : Volatilitas pasar modal Indonesia terjaga dibanding ASEAN lain
Baca juga: OJK: Kinerja pasar modal Indonesia 2022 terbaik di ASEAN
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023