Harga berbagai jenis sayuran hasl panen petani lereng gunung Ciremai, masIh dikendalikan oleh tengkulak, sehingga keuntungan petani terbatas,"

Kuningan (ANTARA News) - Para petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengaku harga sayuran masih dikendalikan oleh tengkulak sehingga sering merugikan mereka.

"Harga berbagai jenis sayuran hasl panen petani lereng gunung Ciremai, masIh dikendalikan oleh tengkulak, sehingga keuntungan petani terbatas," kata Harun petani sayur di Dano Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Sabtu.

Ia menambahkan, petani lereng gunung Ciremai yang mengembangkan budidaya sayuran, sulit hasil panennya langsung dijual ke pasar tradisional, karena permainan para tengkulak.

Harga dikendalikan oleh tengkulak, kata dia, rendah tetapi tidak ada pilihan karena tembus langsung sulit, meski harga konsumen melambung dari petani tetap murah.

Ia menambahkan, harga sawi hijau dari petani bervariasi tergantung kualitas mulai dari Rp1.200-Rp1.500 per kilogram, sedangkan di pasar tradisional bisa mencapai Rp5.000 per kilogram.

Saat tanam cabai merah, tambahnya, di pasar bisa tembus Rp90.000 per kilogram, padahal dari kebun hanya Rp20.000 itu sudah paling tinggi.

Cabai rawit merah kualitas super dijual Rp16.000 per kilogram, sedangkan di pasar bisa melambung hingga Rp45.000.

Sementara itu Kurnasih petani lain mengaku, bagi para petani sayuran di Kabuaten Kuningan kesulitan mengirim hasil panen mereka langsung ke pasar, karena sudah ada tengkulak.

Harga tengkulak jelas lebih rendah, kata dia, tetapi tidak ada pilihan daripada hasil panen membusuk di lahan pertanian mereka.

Dia mengharapkan ada koperasi petani yang menampung sayuran, sehingga harganya menguntungkan mereka.

Ma`mun bandar sayuran asal Kuningan di pasar Jagastru mengaku, harga sayuran dari petani memang rendah, tetapi biaya angkut tinggi sehingga harga dipasar tradisional melambung.

Alasan Ma`mun membeli sayuran dari petani, sarana jalan menuju perkebunan rusak dan belum diaspal, saat hujan berkepanjangan truk kesulitan masuk kebun petani, sehingga harus diangkut manual ongkos membengkak.

(KR-EJS/S025)

Pewarta: Enjang Solihin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013