BRI membangkitkan kembali semangat Jalur Sutra
Beijing (ANTARA) - Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra atau Forum Belt and Road for International Cooperation (BRI) dinilai dapat menginspirasi dan mendorong pembangunan dunia yang lebih baik, dengan mengacu pada sejarah Jalur Sutra di masa lalu.
"Sejarah adalah guru terbaik," ujar Presiden China Xi Jinping, seraya menambahkan bahwa membangkitkan kembali dan meneruskan semangat Jalur Sutra serta mempromosikan pertukaran budaya dan antarmasyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari BRI.
"Kita harus membangun mekanisme bertingkat untuk pertukaran budaya dan antarmasyarakat, membangun lebih banyak platform kerja sama dan membuka lebih banyak saluran kerja sama," ungkap Xi saat berpidato di forum Sabuk dan Jalur Sutra pertama pada 2017.
Xi selalu dapat menggabungkan teori, sejarah, dan realitas serta mengambil inspirasi dari tradisi luar biasa bangsa itu, kata Martin Albrow, seorang fellow di Akademi Ilmu Sosial Inggris (British Academy of Social Sciences).
Bagi Xi, peradaban tidak harus berbenturan, dan tidak ada peradaban yang paling unggul. "Peradaban hanya berbeda satu sama lain, seperti halnya manusia yang hanya berbeda dalam hal warna kulit dan bahasa yang digunakan," tuturnya.
"Dalam mengejar Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, kita harus memastikan bahwa ketika menyangkut peradaban yang berbeda, pertukaran akan menggantikan keterasingan, pembelajaran bersama akan menggantikan perselisihan, dan koeksistensi akan menggantikan rasa superioritas. Hal ini akan mendorong rasa saling pengertian, saling menghormati, dan saling percaya di antara berbagai negara," papar Xi dalam pidatonya di Forum Kerja Sama Internasional Sabuk dan Jalur Sutra yang pertama.
Itulah sebabnya Xi mengusulkan untuk menyelenggarakan Konferensi Dialog Peradaban Asia dan mengajukan Inisiatif Peradaban Global.
"Kita harus menjaga peradaban kita agar tetap dinamis dan menciptakan kondisi bagi peradaban lain untuk berkembang," ujar sang presiden China.
Banyak orang yang sependapat dengan visi peradaban Xi.
"BRI membangkitkan kembali semangat Jalur Sutra. Dengan mengaktifkan semangat ini, berbagai peradaban dapat kembali melakukan pembelajaran bersama dalam keadaan yang harmonis. Seperti itulah seharusnya peradaban hidup berdampingan," kata Direktur Institut Hubungan Internasional di Universitas Renmin Wang Yiwei.
Mantan presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos mengatakan, "Presiden China Xi Jinping adalah seorang pemimpin besar yang tahu betul tentang peradaban, tentang esensi dan misi peradaban."
Menginspirasi
"Umat manusia, dengan hidup di desa global yang sama di era yang sama tempat bertemunya sejarah dan realitas, kian muncul sebagai komunitas dengan masa depan bersama di mana kepentingan setiap orang terjalin erat," ujar Xi kepada para tamu yang menyimak dengan saksama dan memadati ruangan di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow (Moscow State Institute of International Relations) pada 2013.
Itu menjadi kunjungan luar negeri pertama Xi setelah dirinya menjabat sebagai presiden China. Dalam perjalanan tersebut, Xi kali pertama mengusulkan untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Gagasan ini telah menjadi prinsip dasar kebijakan luar negeri China. Beberapa bulan kemudian, Xi memperkenalkan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, yang secara luas dinilai sebagai langkah signifikan untuk mewujudkan visinya tentang dunia yang lebih baik.
Ketika beberapa negara di Barat berkoar-koar tentang pemisahan (decoupling) dengan mengatasnamakan apa yang disebut sebagai "de-risking" atau pengurangan risiko, China, di bawah kepemimpinan Xi, tetap bersikukuh pada kerja sama yang saling menguntungkan dan multilateralisme yang sejati.
Dia sepenuhnya memahami bahwa "apabila orang di seluruh dunia menjalani kehidupan yang lebih baik, maka kemakmuran dapat dipertahankan, keamanan dapat dilindungi, dan hak asasi manusia dapat ditegakkan dengan kuat."
Xi melakukan berbagai upaya pribadi demi memastikan negara-negara memperoleh manfaat dari peluang yang disediakan BRI.
Salah satu contohnya adalah beroperasinya kembali Pelabuhan Piraeus di Yunani, yang sempat di ambang kebangkrutan, tetapi kini menjadi salah satu pusat pengiriman tersibuk di dunia.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023