Selama tembak-menembak, 19 teroris tewas dan 12 orang cedera. Tiga prajurit, termasuk seorang perwira, mati syahid dan tiga orang terluka."
Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 19 militan dan tiga prajurit tewas dalam bentrokan di sebuah kawasan suku bergolak Pakistan dimana pasukan telah menguasai lagi dataran tinggi strategis, kata militer, Jumat.
Bentrokan itu berlangsung di lokasi antara daerah-daerah suku Kurram dan Khyber, di desa-desa Para Chamkani dan Maidan, selama operasi penumpasan militan Taliban, lapor AFP.
"Selama tembak-menembak, 19 teroris tewas dan 12 orang cedera. Tiga prajurit, termasuk seorang perwira, mati syahid dan tiga orang terluka," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Daerah-daerah perbukitan juga telah dibersihkan atau dikuasai oleh pasukan, kata pernyataan itu.
Jumlah korban tidak bisa dibuktikan kebenarannya melalui sumber-sumber independen. Daerah itu tidak bisa dijangkau oleh media karena operasi militer masih berlangsung.
Bentrokan itu terjadi setelah operasi baru militer di lembah Tirah di kawasan suku Khyber, dimana Taliban dan milisi Lashkar-e-Islam mengancam kota berdekatan, Peshawar.
Khyber terletak di jalur perbekalan NATO menuju Afghanistan, yang digunakan oleh pasukan pimpinan AS untuk mengangkut peralatan militer menjelang penarikan mereka pada 2014.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013