Saat meninjau kegiatan Posyandu Cempaka di Banjar Mumbul, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa, dia menyampaikan bahwa menurut data Kementerian Kesehatan prevalensi stunting nasional saat ini masih 21,6 persen.
"Tapi, secara rata-rata kita perkirakan bahwa di 2024 nanti capaian target 14 persen akan kita peroleh," katanya.
Wakil Presiden optimistis banyak daerah bisa menurunkan prevalensi stunting menjadi kurang dari 10 persen pada 2024.
"Artinya 2024 itu akan jauh lebih banyak yang di bawah walaupun ada juga beberapa yang masih ada di atas 10 persen, bahkan mungkin ada yang lebih dari 18-19 persen," katanya.
"Provinsi Bali tadi saya dapat informasi dari Pj Gubernur itu delapan persen (prevalensi stunting) dan pasti terjadi penurunan yang akan diumumkan bulan depan, kira-kira sudah 4,65 persen," kata dia.
Wakil Presiden yakin Bali bisa menurunkan prevalensi stunting sesuai target setelah mendapat informasi bahwa angka stunting di wilayah kerja Posyandu Cempaka sudah nol dan di wilayah Kabupaten Badung sudah turun menjadi 3,2 persen.
Selain itu, Wakil Presiden optimistis Pemerintah Provinsi Bali dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 0,54 persen menjadi nol persen pada 2024.
"Artinya 2024 itu akan tercapai nol persen kemiskinan ekstrem. Saya kira itu ya, dari kesan saya bahwa target-target kita dan kerja sama di daerah ini luar biasa," katanya.
Dia mengemukakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam menekan angka kasus stunting dan kemiskinan ekstrem dapat dijadikan sebagai contoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Baca juga:
Wapres kunjungi posyandu dengan nol kasus stunting di Bali
Wapres minta cakupan dan kualitas intervensi stunting ditingkatkan
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023