San Francisco (ANTARA) - LinkedIn pada Senin (16/10) mengumumkan bahwa perusahaan tersebut memberhentikan 668 karyawan, atau sekitar 3 persen dari total tenaga kerja globalnya.

Langkah tersebut diambil lima bulan usai LinkedIn mengumumkan 716 pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga jumlah total PHK yang dilakukan perusahaan milik Microsoft tersebut menjadi 1.384.

"Sementara kami mengadaptasi struktur organisasi kami dan merampingkan pengambilan keputusan, kami terus berinvestasi pada prioritas strategis untuk masa depan kami dan guna memastikan kami terus memberikan nilai bagi para anggota dan pelanggan," kata perusahaan itu melalui sebuah pernyataan.

Dalam laporan pendapatan tahun fiskal penuh Microsoft pada Juli 2023, LinkedIn memiliki lebih dari 950 juta anggota dan pendapatan lebih dari 15 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.709).

"Kami terus menggunakan AI untuk membantu para anggota dan pelanggan kami terkoneksi dengan berbagai peluang dan memanfaatkan pengalaman para ahli di platform ini. Artikel kolaboratif kami yang didukung oleh AI kini menjadi pendorong lalu lintas dengan pertumbuhan tercepat di LinkedIn," kata perusahaan tersebut.

Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 242.000 orang yang di-PHK di sektor teknologi pada 2023, menurut pelacak ketenagakerjaan Layoffs.fyi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023