Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia, Selasa, menekankan bahwa Myanmar harus melakukan demokratisasi dan membebaskan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi jika negara itu menginginkan dukungan ASEAN dalam pertemuan-pertemuan internasional. Menlu Syed Hamid Albar, yang negaranya sekarang memimpin ASEAN, mengemukakan hal itu sebelum forum keamanan tahunan kelompok itu akhir Juli yang akan dihadiri Menlu AS Condoleezza Rice. Rice menolak hadir dalam pertemuan From Rejional ASEAN, yang dianggap sebagai satu usaha untuk menekan ASEAN agar Myanmar yang diperintah militer "keras kepala" itu melakukan reformasi. "Kami mendorong mereka untuk mempercepat proses demokratisasi mereka serta meminta negara itu membebaskan Aung San Suu Kyi," kata Syed Hamid kepada wartawan. Ia mengatakan ini telah dilakukan pada dua atau tiga pertemuan terakhir pertemuan para menlu ASEAN dan pada KTT kelompok itu. "Jadi kita sama sekali tidak dapat membela Myanmar, kecuali situasi itu berubah," sambungnya dikutip AFP. Syed Hamid mengatakan Myanmar seharusnya memberikan rincian kepada ASEAN tentang reformasi yang dijanjikannya itu. "Kita menghormati Myanmar sebagai anggota ASEAN tapi menyangkut sejumlah masalah, jika kita tidak memiliki informasi baru atau tindakan baru yang telah mereka lakukan, kita tidak dapat mengambil satu sikap terhadapnya," katanya. Bulan lalu Malaysia mengisyaratkan ASEAN melepaskan tanggungjawab atas Myanmar. Syed Hamid mengunjungi Yangon Maret sebagai utusan ASEAN untuk memeriksa pernyataannya bahwa negara itu sedang bergerak ke arah demokrasi tapi ia ditolak menemui Aung San Suu Kyi. Para pemimpin kawasan itu "kesal dan kecewa" dengan Myanmar, katanya . Junta militer Myanmar menumpas unjukrasa demokrasi tahun 1988 dan dua tahun kemudian menolak hasil pemilu yang dimenangkan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Peraih Hadiah Perdamaian Nobel itu menghabiskan waktunya dalam tahanan rumah selama 10 tahun dari 17 tahun karir politiknya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006