Menurut Slamet, program demfarm memang memberikan dorongan bagi tambak rakyat kembali bangkit. Diantaranya, di Kabupaten Subang dan Indramayu, telah dibuka kembali tambak - tambak yang sebelumnya terlantar oleh masyarakat secara mandiri. Total tambak yang dibuka kembali oleh masyarakat secara mandiri di Subang dan Indramayu mencapai kurang lebih 400 ha. Sementara di Serang, investor berminat untuk mengembangkan 120 ha, di luar tambak demfarm, "Kegiatan percontohan demfarm ini sifatnya hanya stimulan dengan luasan yang sangat terbatas dibanding luasan lahan pertambakan yang ada, namun program menunjukkan bahwa usaha budidaya udang di Indonesia bila diterapkan sesuai dengan teknologi masih dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang menguntungkan," katanya.
Shrimp Club Indonesia
Slamet menegaskan, keberhasilan program tambak demfarm ini tidak terlepas dari adanya kerjasama antara SCI Jawa Barat - Banten dan Pemerintah, untuk terus menjaga dan mengawal program ini. Keberhasilan program demfarm akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan produksi dan mengembalikan kejayaan udang nasional di dunia internasional. Apalagi KKP telah berkomitmen untuk mendukung program industrialisasi udang nasional. Saat ini sudah menjadi keharusan untuk dapat mendukung pencapaian peningkatan produksi menuju kebangkitan udang nasional. Kondisi ini memerlukan adanya kerjasama dan sinergi baik itu dengan antara pembudidaya dengan pemerintah atau stake holder maupun antara pembudidaya dengan pembudidaya lain. "Shrimp Club Indonesia sebagai salah satu wadah pembudidaya udang merupakan partner pemerintah dalam memajukan dan mengembangkan industri udang nasional," tandasnya.
Menurut Slamet, konsolidasi Teknis yang dilakukan SCI, diharapkan akan mampu mendorong pencapaian peningkatan produksi udang nasional. Konsolidasi teknis yang diadakan oleh SCI Jawa Barat - Banten ini diikuti oleh seluruh teknisi Pokdakan pengelola Demfarm (Demonstration Farm) se Jawa Barat dan Banten. Melalui pertemuan ini akan dilakukan evaluasi penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan sekaligus melakukan penyeragaman, sehingga hasil akhirnya dapat menunjang keberhasilan program demfarm. "Melalui penerapan dan penyeragaman SOP ini akan lebih mudah dalam menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) di tambak demfarm, sehingga kualitas produksi dan keberlangsungan produksi udang menjadi lebih terjaga," katanya.
Slamet menambahkan, untuk kegiatan industrialisasi udang, Ditjen Perikanan Budidaya melakukan revitalisasi tambak melalui perbaikan infrastruktur berupa saluran primer, sekunder dan tersier. Program ini diharapkan dapat meningkatkan performance kawasan pertambakan Pantai Utara Jawa, yang saat ini masih banyak mengalami kerusakan. Dalam pemanfaatannya, untuk lebih mengoptimalkan lahan pertambakan tersebut KKP berupaya mengajak keterlibatan masyarakat pembudidaya, swasta dibidang perikanan budidaya, perbankan serta stakeholders lain untuk dapat bersinergi dalam upaya peningkatan produksi perikanan dengan nilai tambah dan mempunyai daya saing. "Kegagalan usaha budidaya udang yang pernah dialami petambak beberapa dekade yang lalu sebagai akibat pengelolaan budidaya yang tidak memegang prinsip sustainable dan ramah lingkungan," tegasnya.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi,Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013