Beijing (ANTARA) - China Energy Investment Corporation (China Energy) menggenjot produksi energi dan berbagai upaya menuju transisi energi bersih dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Produksi  batu bara China Energy mencapai 450 juta ton pada periode tersebut atau naik tipis sebesar 0,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan produksi listriknya mencapai 900,3 miliar kilowatt-jam, naik 5,7 persen (yoy), menurut perusahaan tersebut.

Perusahaan ini menginvestasikan 127,7 miliar yuan (1 yuan = Rp2.149) atau sekitar 17,79 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.709) untuk pengembangan selama periode tersebut, melonjak 51,7 persen dari setahun lalu, kata perusahaan itu.

Untuk mempercepat transisi ramah lingkungan, China Energy meningkatkan kapasitas dalam pengembangan energi baru, kata perusahaan itu, seraya menyatakan bahwa kapasitas terpasang energi baru mencapai 82,73 juta kilowatt.

Sejak awal 2023, perusahaan itu memulai pembangunan sejumlah proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas 26,67 juta kilowatt, dengan energi baru mencapai 19,35 juta kilowatt, menurut perusahaan itu.

Berkenaan dengan pendalaman kerja sama global, perusahaan tersebut mengatakan bahwa proyek-proyeknya di luar negeri memberikan hasil yang bermanfaat, berkontribusi terhadap pembangunan lokal, mengoptimalkan perlindungan lingkungan, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan standar hidup masyarakat.

China Energy memiliki 14 proyek luar negeri di 10 negara, termasuk Afrika Selatan, Yunani, Indonesia, Australia, dan Jerman, yang mencakup bidang produksi batu bara, produksi listrik, penelitian dan pengembangan teknik dan teknologi, menurut juru bicara China Energy Chen Jing.

"Sebagian besar proyek kami di luar China bergerak di bidang energi bersih," kata Chen. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023