Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada Kamis (Jumat pagi WIB) berhasil mencetak angka penutupan tertinggi dalam lebih dari dua minggu.
Pelemahan dolar AS, data ekonomi AS yang mengecewakan dan permintaan fisik yang kuat di Asia, secara gabungan mengangkat harga emas di atas 1.400 dolar per ounce, lapor Xinhua.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 20,2 dolar AS atau 1,45 persen menjadi menetap di 1.412,0 dolar AS per ounce. Itu adalah penutupan tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 14 Mei, menurut data FactSet.
Dolar AS turun tajam setelah PDB AS kuartal pertama, klaim pengangguran mingguan dan penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai), semuanya mengecewakan harapan, kata para analis.
Penurunan greenback cenderung memberikan dukungan untuk komoditas berdenominasi dolar AS seperti emas, karena membuat mereka lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk membelinya.
Ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,4 persen pada kuartal pertama, turun dari perkiraan awal 2,5 persen, menurut data dari Departemen Perdagangan AS.
Secara terpisah, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa jumlah pekerja AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran pada minggu lalu naik lebih dari yang diperkirakan sebesar 10.000 menjadi 354.000.
Sementara asosiasi agen penjual rumah, National Association of Realtors, mengatakan bahwa penjualan "pending home" naik tipis 0,3 persen pada April, menurut sebuah laporan.
Selain itu, pasar emas telah memperoleh dukungan dari pembelian fisik di Asia. Permintaan emas Asia dari April sampai Juni ini diperkirakan akan mencapai rekor kuartalan, Dewan Emas Dunia (WGC) mengatakan, Rabu.
Perak untuk pengiriman Juli naik 23,7 sen, atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada 22,69 dolar AS per ounce.(A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013