Sydney (ANTARA) - Parlemen Australia akan bersidang untuk pertama kalinya pada Senin sejak kegagalan referendum untuk pengakuan Suku Pribumi yang bisa berakibat melemahnya kekuasaan Perdana Menteri Anthony Albanese.
Lebih dari 60 persen warga Australia memilih "Tidak" pada referendum Sabtu lalu terkait rencana untuk mengakui keberadaan penduduk pribumi dalam konstitusi, serta membentuk badan penasehat yang akan memberikan nasihat kepada parlemen mengenai masalah-masalah yang menyangkut masyarakat.
Albanese telah mempertaruhkan modal politik yang besar dengan menyatakan "Ya" pada pemungutan suara, sementara Partai Liberal yang beroposisi menentangnya.
Dia akan berhadapan dengan pemimpin Partai Liberal Peter Dutton selama waktu tanya jawab parlemen pada pukul 14.00. pada hari Senin (0300 GMT).
Akibat dari kegagalan referendum tersebut adalah kemunduran besar bagi upaya rekonsiliasi dengan masyarakat asli di negara tersebut dan merusak citra Australia di mata dunia mengenai cara mereka memperlakukan mereka.
“Kerusakan akibat pemungutan suara pada Sabtu tersebut akan sangat parah,” demikian menurut sebuah editorial di Sydney Morning Herald pada Senin.
Australian Financial Review, surat kabar ekonomi terbesar di negeri tersebut, menyebut hasil referendum tersebut sebagai "menyakitkan" bagi masyarakat pribumi dengan populasi sekitar 3,8 persen dari total populasi dan mengalami penindasan dan diskriminasi sejak diduduki Inggris Raya pada 1788.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia tolak referendum akui masyarakat adat dalam konstitusi
Baca juga: Australia bergabung kembali dalam dana iklim PBB
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023