Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyebut Nahdlatul Ulama lahir bukan untuk melayani kepentingan NU sendiri, tetapi seluruh warga di Indonesia.
"NU didirikan oleh Syaikhona Kholil itu bukan hanya melayani kepentingan NU sendiri, tapi NU itu didirikan untuk melayani kepentingan seluruh warga Indonesia, bahkan seluruh warga dunia," ujar Menag dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pernyataan Yaqut tersebut disampaikan saat pelantikan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor, Kabupaten Bangkalan.
Yaqut menjelaskan NU lahir dari inspirasi Syaikhona Kholil Bangkalan. Terutama karena adanya tiga pilar yakni Nahdlatul Wathon, Nahdlatut Tujjar, dan Tashwirul Afkar.
Tegaknya NU melalui tiga pilar ini, kata dia, menjadi penanda kepentingan yang tidak terbatas pada agenda dan kepentingan individu, melainkan juga kepentingan organisasi dan peradaban.
Maka dari itu, orientasi organisasi menjadi indikator yang perlu diselesaikan di awal, bahkan sebelum baiat jabatan. Baiat kepengurusan GP Ansor Bangkalan, menurut dia, derajatnya jauh lebih berat daripada baiat yang disampaikan di tempat-tempat lain.
Sebab, risiko dari baiat itu bukan hanya terhadap organisasi, tetapi, pasti akan kualat kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
"Takaran baiat di Bangkalan itu lebih berat, saya saja tidak berani. Jika tidak menjalankan tugas dengan baik sesuai baiat, sahabat-sahabat bisa kualat dengan Syaikhona Kholil Bangkalan," kata dia.
Selain itu, baiat ini seperti sanad. Sanad adalah bagian dari mata rantai keilmuan ulama dan hampir semua ulama di nusantara memiliki sanad kepada Kiai Kholil.
"Jadi sahabat-sahabat yang sudah baiat tadi, kalau menyalahgunakan jabatan, kualatnya dua kali lipat kepada Kiai Kholil," kata dia.
Sementara itu, Ketua PC Ansor terpilih Lora Zainal Arifin Zubair menegaskan akan melakukan proses kaderisasi secara ketat dari tingkat ranting sampai cabang.
Baca juga: Menag Yaqut kepada santri: Jaga tradisi, kembangkan teknologi
Baca juga: Kemenag DIY minta penceramah tak picu perpecahan jelang Pemilu 2024
Baca juga: Stafsus Menag: Ponpes hanya untuk belajar bukan kampanye
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023