Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan, mempromosikan budaya dan produk-produk Indonesia melalui Indonesian Folk Market atau Pasar Rakyat di KJRI Cape Town pada 14 Oktober 2023.
"Kegiatan Pasar Rakyat menyajikan promosi dan penjualan produk-produk Indonesia, promosi budaya serta kesempatan business matching," kata Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Acara yang digelar untuk memperkenalkan tradisi Pasar Rakyat Indonesia dan merekatkan hubungan antara masyarakat kedua negara itu didukung oleh sebanyak 16 vendor yang meliputi WNI yang tinggal di wilayah Cape Town dan sekitarnya.
Pasar Rakyat tersebut menyajikan aneka produk makanan Indonesia seperti rendang, sate, nasi goreng, mie bakso, asinan, jajanan pasar, hingga es teler. Kemudian, aneka kerajinan tangan seperti patung, baju batik, serta perhiasan perak juga dipromosikan.
Selain itu, Pasar Rakyat juga menampilkan sejumlah tarian tradisional seperti tari Saman, dan tari tradisional Indonesia lain dari Bali, Jakarta, dan Surabaya, yang dibawakan oleh diaspora Indonesia di Cape Town, yaitu EON Group – School of Performing Arts yang berbasis di Cape Town.
Di sela-sela kegiatan, Konjen Tudiono juga mengadakan pertemuan dengan CEO Suburban Travel, yang telah memiliki paket tur ke Indonesia sejak 2007 dan rata-rata mendatangkan sekitar 140 wisatawan dari Afrika Selatan ke Indonesia setiap tahun.
Untuk mendorong sektor investasi, Konjen Tudiono juga bertemu dengan calon investor setempat yang saat ini menjajaki investasi sektor infrastruktur di Indonesia dan saat ini sedang pada tahap feasibility study.
Kegiatan Pasar Rakyat juga dimanfaatkan KJRI Cape Town untuk melakukan business matching produk-produk pakaian dan tas dari Indonesia.
Sementara itu, KJRI Cape Town mencatat bahwa Cape Malay, yang disebut sebagai diaspora Indonesia di Afrika Selatan, jumlahnya mencapai lebih dari 3 ribu orang.
Nenek moyang Cape Malay disebut berasal dari Indonesia, seperti Tuan Guru dari Tidore, dan Syekh Yusuf Al Macassari yang diasingkan ke Cape Town pada sekitar abad 16 dan 17 oleh pemerintah kolonial karena perlawanannya terhadap penjajah.
Baca juga: KJRI Cape Town sosialisasikan izin tinggal dan perlindungan untuk WNI
Baca juga: KJRI Cape Town berikan bantuan logistik kepada ABK asal Indonesia
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023