Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat pada Rabu menuntut penarikan segera pejuang Hizbullah Lebanon dari Suriah, mengatakan bahwa peran aktif mereka dalam pertempuran adalah "eskalasi yang sangat berbahaya."

"Ini adalah eskalasi yang tidak dapat diterima dan sangat berbahaya. Kami menuntut agar Hizbullah menarik para pejuangnya dari Suriah segera," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan pekan lalu bahwa Gerakan Syiah Lebanon secara aktif berjuang di pihak sekutu dekatnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad, di kota Suriah Qusayr dekat perbatasan.

Psaki juga mengutuk "serangan keterlaluan" di sebuah pos pemeriksaan tentara Lebanon dekat perbatasan pada Selasa yang menewaskan tiga tentara.

Hal itu tidak segera jelas siapa yang berada di balik serangan tersebut, yang dikutuk oleh pemerintah Lebanon dan Hizbullah.

"Insiden ini dan lainnya adalah pengingat yang sebenarnya bahwa konflik di Suriah merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi stabilitas Lebanon, rakyat Lebanon dan keamanannya," katanya.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan bagian mereka untuk bertindak dengan menahan diri dan menghormati stabilitas dan keamanan Lebanon."

Hizbullah, yang memerangi pasukan Israel selama hampir dua dekade sebelum mereka menarik diri pada 2000 dari Lebanon, telah lama menolak bahwa arsenal roket dan senjata lain hanya akan digunakan untuk membela Lebanon dari tetangganya selatan.

Namun Nasrallah mengatakan kelompok itu sekarang harus mempertahankan rezim Bashar terhadap pemberontakan yang semakin didominasi oleh garis keras Islam Sunni yang memandang Syiah dan Bashar dari cabang sekte Alawit sebagai orang yang murtad.

Keterlibatan Hizbullah di Suriah telah menimbulkan kekhawatiran konflik bisa makin tumpah ke Lebanon, di mana bentrokan mematikan antara pendukung dan penentang rezim Suriah telah secara berkala meletus di utara kota Tripoli.

Suriah telah lama menjadi saluran penting bagi senjata yang dipasok kepada Hizbullah oleh perusahaan Iran.

Iran, Suriah, Hizbullah dan beberapa kelompok Palestina memandang diri mereka sebagai sumbu "perlawanan" terhadap Israel dan Barat.

Hizbullah diyakini telah mengirimkan setidaknya 1.700 pejuang ke Qusayr lebih dari sepekan lalu untuk mendukung serangan rezim terhadap kubu pemberontak.

Perancis memperkirakan bahwa 3.000 sampai 4.000 pejuang Hizbullah beroperasi di Suriah.

Ratusan warga sipil dilaporkan tewas di Qusayr dan ribuan lainnya mungkin terjebak.

PBB memperkirakan bahwa lebih dari 70.000 orang telah tewas sejak pemberontakan yang awalnya damai dimulai pada Maret 2011.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013