...menarik adalah pelakunya adalah oknum TNI, Polisi, DPR, dan mahasiswa."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Eko Maryadi memprediksi jumlah kekerasan terhadap jurnalis akan meningkat saat suhu politik memanas jelang Pemilihan Umum 2014.
"Dari Januari hingga Mei banyak kekerasan (terhadap jurnalis), dan kita perkirakan angka kekerasan akan meningkat tahun ini...karena adanya Pemilu (pada 2014)..," kata Eko pada diskusi kebebasan pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, Rabu.
Dari gambaran kasus kekerasan yang terjadi pada 2012, berdasarkan data AJI, sebanyak 56 perkara kekerasan terhadap jurnalis, termasuk di antaranya dilakukan oleh kalangan legislator, kemudian juga aparat hukum.
"Pada 2012 ada 56 kasus kekerasan di 24 provinsi, menarik adalah pelakunya adalah oknum TNI, Polisi, DPR, dan mahasiswa," katanya.
Beberapa kasus kekerasan terhadap jurnalis, menurut Eko, hanya sedikit yang ditindak secara tegas oleh Kepolisian. Beberapa wartawan tewas dalam tugas dan sejumlah lainnya juga mendapat perlakuan kekerasan saat karya jurnalistiknya dimuat dan disiarkan ke masyarakat.
"Namun dapat dihitung jari yang kasusnya ditangani atau tuntas sesuai hukum," ujar dia.
Sementara itu,untuk kurun Januari hingga Mei 2013 terjadi 14 kasus tindak kekerasan terhadap jurnalis. Jumlah itu juga termasuk kekerasan terhadap seorang jurnalis televisi yang dilakukan sejumlah mahasiswa saat melakukan aksi unjuk rasa terkait Tragedi Mei 1998 di depan Istana Kepresidenan pada beberapa pekan lalu.
Namun, jika melihat kemajuan dari tahun ke tahun, Eko menilai kebebasan pers di Indonesia berkembang dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Myanmar dan Brunei Darusalam. Dia mencontohkan Myanmar, yang sedang mempelajari substansi Undang-undang Pers milik Indonesia.
Sedangkan di Brunei Darussalam, kata Eko, masyarakat negara itu hanya menikmati karya jurnalistik yang sudah dikemas oleh perspektif pemerintah.
"Di Brunei, berita pagi kabar dari istana, berita siang keluarga istana, berita sore kerabat istana," ujar Eko. (I029/Z002)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013