Jakarta, 11/7 (ANTARA) - Jumlah kredit yang disalurkan Perum Pegadaian Cabang Salemba di Jalan Kramat Raya, Jakarta, selama masa pendaftaran sekolah meningkat sekitar 25 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. "Hingga akhir Juni 2006 jumlah kredit yang disalurkan ke nasabah Rp5,1 triliun, lebih tinggi sekitar 25 persen dibandingkan saat pendaftaran sekolah di bulan yang sama tahun lalu yang hanya Rp4,1 triliun," kata Manajer Perum Pegadaian Cabang Salemba, Djumari di Jakarta, Selasa. Menurut dia, dari tahun ke tahun jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat saat masa pendaftaran sekolah selalu naik antara 5 hingga 25 persen. "Secara persentase ada kenaikan rutinitas dari tahun ke tahun di bulan itu antara 5 sampai 25 persen, yang membedakan adalah jumlah total uang yang disalurkan ke nasabah," katanya. Dia mengatakan, selama ini sebagian besar nasabah menggadaikan barangnya berupa perhiasan emas seperti kalung, cincin dan gelang. "Sekitar 97 persen barang yang digadaikan adalah perhiasan, sisanya barang-barang lain seperti mobil, motor, tv, ponsel dan sebagainya," ujarnya. Perum Pegadaian Cabang Salemba tahun ini menargetkan kucuran kredit ke nasabah sebesar Rp56 miliar. "Tahun lalu target kami Rp44,5 miliar, sekarang dinaikan sebesar Rp12,5 miliar menjadi Rp56 milyar" ujarnya. Sementara itu, Manajer Komunikasi Perum Pegadaian Pusat, Irianto, mengatakan, secara keseluruhan dari bulan Mei sampai Juni 2006 jumlah kredit yang disalurkan naik sekitar 10 persen. "Bulan Mei lalu untuk seluruh Indonesia kami menyalurkan kredit sebanyak Rp6,7 triliun dan pada bulan Juni Rp7,8 triliun," katanya. Untuk tahun 2006 ini Perum Pegadaian menargetkan kucuran kredit ke nasabah sebesar 16 triliun, lebih tinggi Rp4 triliun dibandingkan target tahun lalu Rp12 triliun. "Kami optimistis target itu bisa tercapai, karena saya perkirakan sampai akhir Juli 2006 jumlah kredit akan mencapai Rp8,5 triliun yang artinya sudah setengahnya," ujarnya. Dia mengatakan, tahun lalu target Perum Pegadaian surplus Rp2 triliun, dari target awal Rp12 trilun akhirnya bisa mencapai Rp14 triliun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006