Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah broker properti mengeluhkan pasar properti di Indonesia menurun antara 10-20 persen pada semester pertama tahun 2006 dibanding tahun lalu, sehingga untuk menggairahkan pasar kembali mereka harus melakukan beberapa kiat pemasaran. "Secara global di seluruh Indonesia, penjualan properti kami menurun 10 persen," kata Direktur PT ERA Indonesia, Aan Andriani di Jakarta, Selasa. Penurunan ini terjadi, kata dia, karena efek domino dari kenaikan BBM bulan Oktober 2005, menurunnya daya beli masyarakat, dan tingginya suku bunga pinjaman yang mencapai 14-16 persen. "Kalau suku bunga pinjaman tetap tinggi, orang mau beli rumah lewat KPR (kredit pemilikan rumah) tentu akan pikir-pikir karena bunga bank tinggi," katanya. Penurunan penjualan juga dialami sejumlah broker properti Century 21 Indonesia. "Ada penurunan penjualan dari sisi unit terutama pada sektor apartemen, kavling, dan pertokoan, jadi kami harus lebih pandai membaca pasar agar penjualan tidak terus merosot," kata broker Century 21 Pertiwi Ali Hanafia. Broker terbaik se-Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut (1999-2006) versi Century 21 Indonesia ini mengatakan penjualan pada semester satu tahun 2005 mencapai 160-180 unit, sementara pada semester yang sama tahun 2006 menurun hingga 20 persen menjadi 128-144 unit. Beberapa langkah ditempuh oleh broker properti agar penjualan tidak terus menurun, misalnya memperluas jaringan di beberapa lokasi yang strategis hingga memperluas bidang usaha. "Tahun ini kami membuka 35 kantor cabang baru di Indonesia untuk mendukung penjualan kami agar tidak terus menurun," kata Direktur PT ERA Indonesia, Aan Andriani.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006