Pekalongan (ANTARA News) - Perwakilan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Eka Susanti mengungkapkan bahwa penggunaan metode "System Of Rice Intensification" (SRI) berpotensi besar mampu meningkatkan produksi panen padi pada lahan yang kurang subur.
"Metode SRI dilatarbelakangi oleh kondisi lahan yang saat ini cenderung kurang subur. Oleh karena itu, kami berharap dengan metode itu mampu meningkatkan kualitas lahan yang nantinya berimbas pada peningkatakan hasil panen padi," katanya saat melakukan tanam padi perdana di Kabupaten Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan data penelitian tanam padi dengan pola metode SRI di Pekalongan ini mampu menghasilkan hasil produksi padi 6,4 ton hingga 7 ton dengan luas lahan 0,5 hektare.
"Oleh karena itu, kami berharap dengan metode SRI, para petani dapat berkontribusi meningkatkan produksi beras nasional yang pada 2014 ini ditargetkan oleh pemerintah surplus 10 juta ton beras," katanya.
Ia menjelaskan bahwa metode SRI adalah cara penanaman padi dengan prinsip budidaya, seperti menanam bibit muda atau berusia kurang dari 12 hari setelah semai dan berdaun dua helai, tanam tunggal (bibit ditanam satu pohon perlubang), dan jarak tanam lebar 30X30 sentimeter atau 35X35 cm.
Selain itu, kata dia, keuntungan metode SRI juga menggunakan pengaturan air macak-macak, penyiangan sejak awal, menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau), serta tanpa pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013