Kami akan melakukan banding...."

Dumai, Riau (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan Indonesia akan melakukan banding atas tuduhan dumping produk biodiesel yang disangkakan oleh Uni Eropa.

"Kami akan melakukan banding, mudah-mudah kalau kita bisa buktikan kurang dari 2 persen, maka itu bisa nol profesional margin," kata Togar Sitanggang, senior manager Musim Mas Group, salah satu perusahaan yang ikut terkena tuduhan dumping Eropa.

Menurut Togar dalam jumpa pers di Dumai, Riau, Selasa larut malam, ada empat perusahaan Indonesia yang diinvestigasi terkait dumping yang dituduhkan oleh Uni Eropa.

Berdasarkan temuan Uni Eropa kepada keempat eksportir Indonesia mereka mengenakan profesional margin yang beragam.

Ciliandra 0%, Musim Mas 8%, Pelita Agung 5,3%, Wilmar Nabati 9,6%, selain banyak perusahaan dari Argentina, kata Togar Sitanggang.

Togar mengatakan, hasil investigasi Uni Eropa itu masih bisa disanggah oleh masing-masing perusahaan sampai batas waktu yang telah ditentukan Uni Eropa.

"Dan kabarnya produk Indonesia yang masuk Eropa akan dikenakan bea masuk 6,5 persen," kata Togar Sitanggang.

Tuduhan dumping biodiesel, kata Togar, tidak hanya dialami oleh eksportir IndonesiaN tetapi juga terhadap perusahaan Argentina, negara pengekspor biodiesel terbesar ke Eropa.

Sementara GM Pelita Agung Hendra Gondawidjaja menyatakan pihaknya akan mengecek dulu kenapa sampai terjadi begitu.

Permata Agung melalui lawyer-nya akan mengecek dulu apa yang menjadi dasar dan penghitungan Uni Eropa untuk tuduhan dumping itu.

Selama ini, kata Hendra, Permata Agung mengekspor biodiesel ke Eropa sudah sesuai dengan harga yang berlaku di pasar Internasional, meskipun dari sisi biaya produksi terutama bahan baku, biodiesel Indonesia bisa lebih murah.

Pewarta: Suryanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013