Denpasar (ANTARA News) - Peraih Ujian Nasional (UN) tertinggi se-Indonesia dari SMAN 4 Denpasar, Ni Kadek Vani Apriyanti (18) mendapatkan hadiah beasiswa pendidikan senilai Rp10 juta yang diberikan oleh Komite Sekolah setempat.
"Sesuai janji pelepasan siswa tahun lalu maka kami realisasikan sekarang. Mudah-mudahan dengan hadiah ini generasi berikutnya bisa terpacu, tak hanya dipertahankan tetapi bisa ditingkatkan," kata Kepala SMA Negeri 4 Denpasar, I Wayan Rika, pada pelepasan pelajar ke-29 di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, komites sekolah setempat telah menyiapkan hadiah uang senilai total Rp26 juta kepada peraih UN tertinggi.
Pemberian hadiah itu merupakan bentuk motivasi bagi siswa-siswi, termasuk penghargaan atas prestasi yang mampu ditorehkan Vani sebagai jawara dengan nilai UN mencapai 59,20 dengan nilai rata-rata mencapai 9,87.
Selain Vani, komite sekolah setempat juga memberikan penghargaan berupa dana beasiswa pendidikan dengan total Rp26 juta rupiah bagi pelajar yang masuk 10 besar UN tertinggi nasional yakni Made Hyang Wikananda sebagai peringkat empat nasional, Luh Putu Lindayani (lima nasional) keduanya memiliki nilai sama yakni 9,76 dan Putu Siska Apriliyani (peringkat delapan nasional) dengan nilai UN 9,75 serta peraih UN tertinggi tingkat Provinsi Bali.
Sementara itu, Vani Apriyanti mengaku senang mendapatkan hadiah berupa uang dari pihak komite sekolahnya.
"Saya senang sekali dan syukur sudah mendapatkan beasiswa," ujar anak kedua pasangan I Ketut Martawan dan Ni Made Mariani itu.
Pelajar kelahiran Denpasar, 27 April 1995 itu telah menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yakni di fakultas Kedokteran, Universitas Udayana (Unud).
Dia mengaku bahwa Unud merupakan pilihan utamanya mengingat belum ada tawaran lain dari universitas lain.
Selain itu, saya nanti lebih bisa mempelajari karakter warga sendiri dan itu lebih mudah beradaptasi," ujar pelajar cerdas itu.
Setelah mendapat nilai tertinggi pada UN, Vani ingin menjadi seorang ilmuwan. Namun dia menilai apresiasi terhadap ilmuwan di Tanah Air kurang mendapat perhatian, sehingga pelajar cerdas itu memilih menjadi dokter spesialis jantung.
"Kalau dokter spesialis jantung itu lebih spesifik. Nanti saya ingin melakukan riset-riset kalau menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi lagi," ujarnya.
Nilai ujian anak kedua dari tiga bersaudara itu nyaris sempurna, yakni nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, fisika, kimia, dan biologi, kecuali bahasa Indonesia dengan nilai 9,2.
Pewarta: Dewa K.S Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013