Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua Aceh Monitoring Mission (AMM) Perwakilan Lhokseumawe dan Aceh Utara, Jorma Gardemiester, menilai bahwa aksi mogok yang terjadi setengah hari di wilayah itu tak mempengaruhi suasana perdamaian yang sekarang tengah berjalan. "Saya rasa itu tidak menjadi efek terhadap perdamaian ini dan juga tidak ada permasalah dan tidak ada sangkut paut dengan MoU perdamaian RI-GAM," katanya kepada wartawan di Lhokseumawe, Selasa. Seruan mogok yang dilakukan kelompok masyarakat sipil untuk penyempurnaan Rancangan Undang-undang Pemerintahan Aceh (RUU PA), yang kini akan disahkan DPR RI, mengakibatkan suasana kota Lhokseumawe sepi, dan banyak toko yang tutup, namun menjelang siang aktivitas kembali normal. Jorma mengemukakan, mogok tersebut hanya terjadi di kalangan pengemudi transportasi umum. "Sepengetahuan kami atas informasi yang diberikan Kapolres Lhokseumawe, yang mogok hanya transportasi saja," tuturnya. Rapat Komisi Penanganan Keamanan (COSA) di AMM yang dilaksanakan Senin (10/7), menurut dia, disepakati untuk menganjurkan masyarakat tidak melakukan mogok massal pada Selasa (11/7) dan tetap beraktivitas seperti biasa. "Dalam COSA kemarin, Bupati Aceh Utara menganjurkan, agar masyarakat tidak melakukan mogok. Bupati juga menginstruksikan camat untuk menyampaikan kepada masyarakat, agar tetap beraktivitas. Itu merupakan komitmen bersama para pihak," tambahnya. Sementara itu, puluhan angkutan umum menjelang siang terlihat membawa sembilan bahan pokok (sembako) dari arah Medan, Sumatera Utara, menuju Banda Aceh, mendapat pengawalan dari aparat keamanan. "Pengawalan ini akibat isu mogok, jadi awak angkutan sembako khawatir terjadi perampokan di jalan, makanya diberi pengawalan," ujar seorang anggota polisi dari Polres Lhoksemawe. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006