petani ini mau beli solar itu susah tadi kan dengar sendiri

Karawang (ANTARA) - Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi menuturkan akan menghubungi Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengevaluasi pembelian bahan bakar solar menggunakan jerigen khusus untuk petani setelah mendengar keluhan dari petani di Karawang, Jawa Barat.

“Yang mau saya sampaikan kepada Menteri BUMN, kebijakan bahwa jerigen karena petani ini mau beli solar itu susah tadi kan dengar sendiri. Nah itu kenapa kita semua ke sawah tadi,” kata Arief kepada media di kawasan Pabrik Pupuk Kujang Cikampek di Karawang, Jawa Barat, Kamis.

Arief menuturkan bahwa petani membutuhkan bahan bakar solar untuk mesin pompa air guna mengairi sawah yang kering terutama di masa El Nino. Namun, berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan melarang pembelian BBM bersubsidi menggunakan jerigen.

Aturan tersebut membuat petani harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mengelola sawah. Keluhan tersebut diakui oleh salah satu petani di Karawang bernama Komarudin. Ia mengaku harus menyedot air semalaman pada musim kemarau dengan kebutuhan air sebanyak 10 liter untuk 1 hektar sawah. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkannya untuk bensin adalah Rp12 ribu per 1 liter solar.

Selain keluhan mengenai kekurangan air, Arief juga mendapat keluhan mengenai hama yang menyerang lahan padi siap panen seperti hama penggerek batang padi, hama tikus dan burung pipit.

“Yang hari ini tadi cek di lapangan harusnya panen 5-6 ton, hanya 2 ton. Itu jelas pasti menurunkan produktivitas dari tanaman pangan kita, khususnya padi,” ungkap Arief.

Menanggapi keluhan tersebut, Arief pun mengaku telah menugaskan Dirjen Tanaman Pangan untuk berkoordinasi dengan Bupati Karawang dan Dinas Pertanian Karawang. Termasuk Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mempersiapkan pupuk sehingga pada musim tanam I yang jatuh di November Desember, beberapa sawa yang masih kosong dipersiapkan untuk tanam.

“Konkretnya sudah dipersiapkan. Satu pestisida, dua kalau mau dilindungi lagi plastik pelindung. Kalau (hama) burung ada jaringnya, jaring 50 meter itu Rp50 ribu persiapan pupuk di kios-kios. Tadi ada yang namanya Nitrea harganya Rp50 ribu per lima kg, Phonska itu juga ada Rp9.000, tadi kita lihat ada semua,” jelasnya.


Baca juga: Petani di Karanganyar manfaatkan tenaga surya untuk pompa air
Baca juga: Pemda DIY permudah petani akses pupuk kimia melalui peran gapoktan

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023